Kredit Nunggak Bank SumselBabel Rp 300 Miliar
saat ini dana yang tertahan di bawah Rp 300 miliar.
Editor: Budi Prasetyo
![Kredit Nunggak Bank SumselBabel Rp 300 Miliar](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20120109_Judika_Hibur_Nasabah_Bank_SumselBabel.jpg)
TRIBUNNEWS.COM PALEMBANG - Managemen Bank Sumsel Babel (BSB) mengakui kini membentuk satuan khusus agar kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) bisa diperkecil.
Saat ini NPL BSB capai 4,6 persen atau masuk fase warning Bank Indonesia.
Direktur Utama Bank Sumsel Babel (BSB) Asfan Fikri Sanaf membenarkan hal tersebut.
Dia mengaku tingginya NPL karena situasi ekonomi di Sumsel yang sedang anjlok, menyusul turunnya harga komoditi, sawit dan karet.
Ini diakui terjadi sejak Agustus 2012, lalu bahwa NPL capai 8 persen.
Angka ini, kata Asfan, sangat tinggi. Makanya pihaknya membentuk satuan khusus, tim penyehatan kredit. Sejak tim ini bekerja, kata dia, hingga kini NPL bisa ditekan.
"Alhamdulillah, NPL kita saat ini sudah turun sekitar 4,6 persen," kata Asfan kepada Sripoku.com, Selasa (7/5/2013).
Sementara Sekretaris Perusahaan BSB, Faisol mengatakan, saat ini dana yang tertahan di bawah Rp 300 miliar.
Selain karena turunnya harga komoditas karena juga Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang baru diterbitkan Bank Indonesia tentang penurunan kategori kredit usaha debitur.
"Saat ini pembiayaan atau kredit tak hanya dilihat dari setoran pokok dan bunga, tapi juga dari resikonyo yang kategorinya naik," kata dia.
Faktor resiko dan prospek usaha inilah turut menyumbang naiknya NPL. Namun jumlahnya saat ini terus mengalami penurunan. Nilai penurunan NPL di kisaran 0,2 persen per bulan, dari sebelumnya 8 persen kini sudah turun di kisaran 4,6 persen.
Hingga akhir tahun dia optimis angkanya bisa ditekan di bawah dua persen.
"Paling tidak, kita targetkan akhir tahun nilai NPL kita bisa normal, karena itu berfluktuaktif," katanya.