Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Dalam Hati, Saya Akan Mati Ditembak Teroris Sekarang'

DUA anggota polisi mengejar pelaku pelemparan bom ke pos polantas di persimpangan Mitra Batik Kota Tasikmalaya

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in 'Dalam Hati, Saya Akan Mati Ditembak Teroris Sekarang'
/TRIBUNLAMPUNG/PERDIANSYAH
Ilustrasi: Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror melanjutkan pengejaran terduga teroris di Lampung, dua rumah kontrakan di Tanjung Seneng, Bandar Lampung, digerebek, Jumat (10/5/2013) pukul 14.30 WIB.Tujuh anggota Densus 88 bersenjata laras panjang dengan didampingi aparat Kepolisian Resor Bandar Lampung, menggerebek rumah kontrakan di Gang Damai dan Jalan Pulau Sari Perumahan Way Kandis Bandar Lampung, menurut pantauan dari lokasi penggerebekan tim Densus mengamankan satu buah kardus. 

TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA -- DUA anggota polisi mengejar pelaku pelemparan bom ke pos polantas di persimpangan Mitra Batik Kota Tasikmalaya, Senin (13/5/2013) malam. Salah seorang polisi itu adalah Briptu Wahyu.

Wahyu menuturkan malam itu ia bertugas bersama Aiptu Widartono. Teroris datang menghampiri pos dan melemparkan bom rakitan. Menyadari benda yang dilempar itu adalah bom rakitan, Wahyu dan Widartono langsung meloncat ke luar pos. Pelaku yang menyeberang jalan sempat diam sejenak menunggu reaksi bom, tapi bom tidak meledak. Pelaku yang belakangan diketahui sebagi Salim langsung lari.

Wahyu dan Widartono pun tak tinggal diam. Mereka mengejar Salim. Saat mengejar, Wahyu berada di belakang Widartono. "Ketika kami berhasil memojokkan pelaku ke depan garasi di Jalan Cipedes, di luar dugaan ia mencabut pistol dan langsung mengokang. Saya saat itu berucap dalam hati saya akan mati sekarang. Tapi untung pistol rakitan yang ditembakkan itu hanya berbunyi klik. Saya ditembak sekali dan Pak Widartono dua kali," ujar Wahyu, saat ditemui di RS Jasa Kartini, Tasikmalaya, Selasa (14/5/2013).

Widartono langsung menyergap pelaku, tapi Salim mengeluarkan senjata sejenis sangkur dan secara membabi buta menyabetkannya ke tubuh Widartono. Wahyu langsung mencabut pistol dan berupaya mengarahkan ke pelaku. "Saya sempat mencari-cari celah karena khawatir malah melukai Pak Widartono. Tapi dalam suatu kesempatan saya berhasil melumpuhkan pelaku," ujar Wahyu.

Mia, istri Widartono, mengaku merasa keberuntungan yang bertubi-tubi yang dialami suaminya, tak sekadar perlindungan dari Allah. Tapi itu juga sebagai bentuk Maha Pengasih dan Penyayang Allah kepada suaminya.

Bagaimana tidak, bom rakitan yang dijatuhkan ke dalam Pos Gatur ternyata tidak meledak. Ketika ia mengepung terduga teroris Salim yang akhirnya ditembak mati, di Jalan Cipedes II, Kota Tasikmalaya, pistol rakitan yang ditembakkan Salim ke arah tubuh Widartono serta rekannya, Briptu Wahyu, juga tidak meletus. Padahal Salim sampai dua kali menembak. Pertolongan ketiga adalah berhasilnya Wahyu menembak Salim, pada saat pelaku secara terus- menerus melukai Widartono

Mia mengaku sempat syok ketika menerima kabar suaminya mengalami luka parah akibat diserang terduga teroris. Apalagi sebelumnya sempat dilempar bom serta ditembak. "Tapi setelah mulai tenang, saya malah merasa kagum dan bangga atas keberanian Bapak berupaya meringkus terduga teroris," ujar Mia saat ditemui di RS Jasa Kartini.

BERITA REKOMENDASI

Wakapolda Jabar, Brigjen Pol Rycko Amelza, mengatakan, tengah mempertimbangkan kedua anggota Satlantas Polres Tasikmalaya Kota itu mendapat penghargaan. (stf)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas