Peredaran Daging Beku Asal India dan Australia di Nunukan Sulit Diawasi
Sebab sebagian warga Nunukan sendiri, juga masih merespons daging kemasan tersebut
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Pemerintah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara kesulitan mengatasi peredaran daging beku kemasan dari India dan Australia. Sebab sebagian warga Nunukan sendiri, juga masih merespons daging kemasan tersebut.
Kepala Humas Pemkab Nunukan Hasan Basri, mengakui, sangat sulit mencegah daging beku yang masuk secara illegal tersebut. " Selain dermaga besar, ada banyak dermaga kecil di Nunukan, yang sehari-hari dipakai sebagai jalur transportasi dari dan ke Tawau, dan itu bisa dipakai sebagai pintu masuk daging itu ke Nunukan," ujarnya.
Penjagaan, menurut dia, sebenarnya sudah dilakukan. Di titik perbatasan, sudah ada Bea Cukai dan Pelindo. Sedangkan di pelabuhan, telah dijaga pihak pelabuhan dan Bea Cukai. Wewenang Pemkab hanya pengawasan di masyarakat, dan rutin melakukan sidak serta sosialisasi.
"Namun sepanjang tetap ada permintaan pasar dari Nunukan, peredaran daging sapi beku kemasan sulit diberantas," kata Hasan.
Daging beku kemasan asal India dan Australia itu sudah sekitar 5 tahun memasuki Nunukan dari Tawau, Sabah, Malaysia. Menurut Hasan Basri, daging sapi beku kemasan itu tidak aman untuk dikonsumsi. Masih beredarnya daging beku ini juga dipicu karena peternak di Nunukan belum mampu memenuhi kebutuhan warga. Lebih menggiurkan lagi, harga daging beku kemasan hanya Rp 55.000-60.000 per kg. Jauh lebih murah jika dibandingkan harga daging sapi lokal Rp 90.000 per kg.