Buruh Angkut Disiksa Pemilik Pabrik di Ogan Ilir
Aksi itu tanpa dikomando, secara serentak mogok kerja dan tidak mengangkut karung beras di pabrik
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Puluhan buruh pabrik beras Rusnajaya di Desa Pengayut, Ogan Ilir, Selasa (21/5/2013) melakukan aksi mogok kerja secara spontanitas. Aksi itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas atas tindakan dan perlakukan kasar yang diduga dilakukan pemilik pabrik tersebut.
Hal itu dialami Mat Yuti (20), buruh angkut. Ia dipukuli dan dicekik pemilik pabrik di tempatnya bekerja. Kejadian itu terjadi diduga akibat kesalahpahaman pemilik pabrik.
Namun puluhan buruh lainnya tidak terima dengan perlakukan itu, sehingga rekan kerja Mat Yuti melakukan mogok kerja dan menuntut bos besarnya bertanggung jawab. Aksi itu tanpa dikomando, secara serentak mogok kerja dan tidak mengangkut karung beras di pabrik.
Kepada Sripoku, Mat Yuti yang menderita luka lebam pada pipi kirinya itu mengatakan, saat sedang bekerja mengangkut tumpukan karung beras gudang pabrik. Ia melihat ada kertas yang berisikan peraturan kerja yang ditempel di dinding terlepas. Lalu, ia berusaha menempelkannya kembali.
Disaat yang sama, pemilik pabrik melihat dan langsung marah dan menuduh Mat Yuri melepas dan menyobek kertas tersebut. "Aku dicekik dan muka aku ditampar empat kali. Padahal kertas peraturan itu terlepas sendiri," ujarnya.
Sekon (43), sebagai rekan Mat Yuti sangat menyayangkan dengan perlakuan yang diterma rekannya. "Kertas peraturan itu terlepas sendiri, bukan dilepaskan secara sengaja. Jadi aksi mogok ini, kami lakukan secara spontanitas dan berharap tidak terulang lagi terhadap buruh yang upah kecil tapi juga ditindas," ujarnya.
Membantah
Sementara itu dari pihak pabrik membantah adanya terjadi tindak kekerasan dengan buruh angkut yang bekerja. Begitu pun juga dengan aksi mogok dari buruh angkut yang menolak tidak bekerja di pabrik.
"Tidak ada masalah, lihat saja masih ada buruh yang bekerja di pabrik," ujar Ahok, kepala gudang pabrik beras Rusnajaya yang juga pihak keluarga dari pemilik pabrik beras.
Jika pun ada permasalahan antara pihak pabrik dengan buruh angkut, Ahok mengatakan, pastinya permasalahan akan cepat diselesaikan tanpa adanya hambatan apapun.
"Masalah itu cuma masalah intren dan sudah selesai. Sedangkan dari perangkat Desa Pegayut, memang mengetahui adanya permasalah di dalam pabrik beras. Adanya buruh yang dipukuli dan sebagian buruh melakukan mogok kerja atas dasar solidaritas sesama pekerja buruh angkut.
"Dari kedua belah pihak tidak ada yang melapor ke perangkat desa. Saya cek langsung, permasalahn sudah bisa diselesaikan secara interen," ujar Sekdes Pegayut Rizal, yang menghubungi Sripoku malam harinya.(Husin)