Putri Ketua KPU Palembang Diancam Akan Dibunuh
Memanasnya Pilkada Kota Palembang pascakeputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan pasangan Romi
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Memanasnya Pilkada Kota Palembang pascakeputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan pasangan Romi Herton-Harnojoyo memperoleh suara terbanyak, ancaman keselamatan kepada komisioner KPU Palembang terus terjadi.
Namun kali ini ancaman diterima putri Ketua KPU Palembang Eftiyani, Minggu (26/5/2013). Kasat Reserse Kriminal Polresta Palembang Kompol Djoko Julianto membenarkan kebenaran ancaman tersebut, Senin (27/5/2013). Namun pihaknya mengaku belum mengetahui siapa pelaku ancaman tersebut. Pengirim pesan berisi ancaman itu tidak mencantumkan nama.
Sementara korban telah dimintai keterangan dan kasus ini dalam tahap penyelidikan. Untuk pengamanan, menurut Djoko, tidak mengalami penambahan. Selama ini, setiap komisioner telah dikawal oleh satu anggota intelijen. Sedangkan untuk kediaman dalam pengawasan rutin oleh Polsekta terdekat.
"Tidak ada pengamanan ke anggota keluarga komisioner. Namun kami akan meningkatkan patroli dan menyebar anggota untuk memonitor situasi di lapangan," ungkap Djoko.
Sementara Eftiyani dalam laporannya kepada Polresta Palembang mengaku, beberapa hari pascakeputusan MK, keluarganya mendapatkan ancaman pembunuhan dari orang tidak dikenal.
"Saya jelaskan, anak saya yang kuliah di Unsri mendapatkan dua kali SMS dari orang tidak dikenal, berupa ancaman pembunuhan terkait Pilkada Palembang," jelas Eftiyani yang juga bingung, dari mana pengancam itu mendapatkan nomor ponsel anaknya.
Atas kejadian itu, Eftiyani melaporkan kejadian tidak menyenangkan itu kepada aparat kepolisian untuk ditindaklanjuti, karena sudah meresahkan bagi keluarganya.
"Saya melaporkannya ke Polresta Palembang untuk ditindaklanjuti, dan saya melaporkannya tidak di Polresta karena media akan tahu nantinya, jadi di KPU Palembang," terang Eftiyani.
Eftiyani mengaku soal ancam-ancaman sudah sering melanda dirinya. Ia pun mengaku sudah biasa dengan ancaman, dan menyerahkannya kepada Allah SWT. Namun bila ancaman itu sampai ke orang-orang tercintanya, ia mengaku agak khawatir.
"Dituliskan dalam SMS HP anak saya jika orang tua kamu tidak menetapkan Sarimuda-Nelly sebagai wali kota dan wakil wali kota Palembang, kamu akan saya bunuh. Mungkin tiga bulan kamu selamat tetapi kedepan tidak selamat," beber Eftiyani, menirukan SMS orang tidak dikenal itu kepada anaknya.
Anggota Komisioner KPU Palembang, Rudi Pangaribuan ditanya soal adakah ancaman bagi dirinya pascakeputusan MK tersebut, tampak santai. Ia memilih tidak menghiraukannya.
"Siapa yang mau ngancam saya," ujar Rudi. (tim)