Penegakan Syariat Islam di Simeulue Lemah
Penegakan Syariat Islam di wilayah Kepulauan Simeulue, dilaporkan masih jauh dari yang diharapkan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Sari Mulyasno
TRIBUNNEWS.COM, SINABANG - Penegakan Syariat Islam di wilayah Kepulauan Simeulue, dilaporkan masih jauh dari yang diharapkan. Karenanya, banyak muda-mudi di daerah itu dari cara berpakaian sudah tidak sesuai yang diatur dalam Syariat Islam itu sendiri.
Demikian dikatakan Pimpinan Dayah Salafiah Darussalam, Teupah Selatan, Téngku Ali Fahmi, ketika berbincang dengan Serambi (Tribunnews.com Network), Kamis (30/5/2013) di Sinabang. Menurutnya, instansi di daerah yang ditugaskan seperti Wilayatul Hisbah (WH) tidak menjalankan fungsinya secara maksimal, sehingga terkesan Syariat Islam kurang ditegakkan.
"Bisa dikatakan peran WH di Simeulue tidak berjalan dalam hal penerapan Syariat Islam di Kabupaten Simeulue," kata Tengku Ali Fahmi.
Ia mencontohkan, saat ini kian beraninya pemudi dari caranya berpakaian semakin tak terbendung dan sesukanya saja.
"Yang tidak pakai jilbab sudah berani di depan umum dan kian terbiasa," tandasnya.
Menyangkut hal itupun, pimpinan salah satu dayah (pondok pesantren) di Simeulue itu, mengakui sudah menyampaikan langsung ke pimpinan daerah. Namun lagi-lagi, belum ada tanda-tanda perubahan.
"Sedangkan WH juga sudah pernah saya sampaikan, mereka menyadari kurang melaksanakan tugas, alasannya biaya operasionalnya terbatas sekali," ujar Ali Fahmi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.