Seribu Polisi Sterilkan Kantor KPU NTT
Sebanyak 1.000 polisi disiagakan untuk mensterilkan Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) NTT.
Laporan Wartawan Pos Kupang, Muhlis Al Alawi
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Sebanyak 1.000 polisi disiagakan untuk mensterilkan Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) NTT.
Pengerahan seribu polisi bertujuan agar rapat pleno penghitungan dan rekapitulasi suara pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT putaran kedua, hari ini, Sabtu (1/6/2013), berjalan aman dan lancar. Seribu personel ditempatkan di berbagai titik yang mengelilingi Kantor KPU NTT.
Kapolres Kupang Kota AKBP Tito Basuki Priyatno, saat dihubungi Pos Kupang (Tribunnews.com Network) melalui telepon selulernya, Jumat (31/5/2013) siang menyatakan, seribu personel berasal dari 500 anggota Polres Kupang Kota, dan sisanya di-back up Polda NTT, Polres Kupang, dan Brimobda NTT.
Tito menuturkan, pasukan yang berjaga bersenjata lengkap, ditambah berbagai kendaraan dan pagar pengaman. Anggota polisi sudah berjaga terhitung sejak Rabu (29/5/2013) lalu.
Tak hanya berjaga, papar Tito, anggota juga sudah mensterilkan KPUD NTT dan wilayah sekitarnya, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat penghitungan rekapitulasi suara dimulai.
Menyoal siapa saja yang boleh masuk mengikuti rekapitulasi, Tito menjelaskan, tidak semua warga bisa masuk ke arena KPU NTT.
KPU NTT selaku penyelenggara pemilukada, sudah menyiapkan undangan dan mekanisme tentang siapa saja yang boleh masuk mengikuti hasil penghitungan suara.
Untuk itu, jelas Tito, bagi yang tidak berkepentingan dan tidak mendapatkan undangan dari KPU, tidak dibolehkan masuk mengikuti rapat.
"Nanti KPU yang mengatur siapa-siapa saja yang boleh atau tidak mengikuti pleno," terang Tito.
Tentang penutupan jalan, katanya, hanya dilakukan di depan Kantor KPU NTT.
"Penutupan jalan tidak dilakukan di seluruh Jalan Polisi Militer. Dengan demikian, masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa," cetus Tito. (*)