Isak Tangis Sambut Jenazah Tito Kei
Jenazah Franciskus Refra alias Tito Kei (41) tetal tiba di kampung halamannya, Desa Tutren, Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku
Penulis: Domu D. Ambarita
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Jenazah Franciskus Refra alias Tito Kei (41) tetal tiba di kampung halamannya, Desa Tutren, Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, Senin (3/6/2013).
"Jenazah Bung Tito sudah tiba di kampung, saya mendapat SMS dari sana tadi sore," ujar Cosmas Refra, sepupu dan teman sesama pengacara Tito Kei kepada Tribunnews.com, Senin malam.
Jenazah adik kandung Jhon Kei tersebut tiba di Bandara Internasional Pattimura Ambon pukul 07.30 WIT. Jasad Tito diangkut menggunakan pesawat Garuda Indonesia dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Tidak ada pengawalan ketat saat peti jenazah itu tiba di Bandara Pattimura.
Tidak lama menunggu, peti jenazah Tito itu langsung dialihkan ke peswat Trigana Air untuk dilanjutkan penerbangannya ke Tual. Pesawat Trigana terbang pukul 09.00 WIT, meninggalkan Bandara Internasional Pattimura dan tiba di Bandar Udara Dumatubun adalah bandar udara yang terletak di Langgur, Ibu Kota Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, sekitar pukul 11.30 WIT.
Berdasarkan pantauan wartawan RRI Ambon Paet Rusin, pihak keluarga, kerabat, kenalan, rekan kerja, dan perwakilan unsur pemerintah daerah menjemput jenazah Tito Kei di Bandara. "Jenazah disambut isak-tangis pihak keluarga. Unsur Pemerintah daerah, TNI/POlri menjemput juga," ujar Paet kepada TRIBUNnews.com.
Jenazah kemudian diusung menggunakan mobil milik Polres Maluku Tenggara menuju kediamannya di kawasan Ohoijang, Kota Langgur. Jenazah akan disemayamkan di rumah duka beberapa jam, kemudian diangkut sekitar pukul 14.00 WIT menuju kampung halaman di Desa Tutrean, Kecamatan Kei Besar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara.
Kedatangan jenazah pria bernama lengkap Fransiskus Tito Refra tidak hanya disertai isak tangis, namun menyulut emosi kerabat almarhum yang mempertanyakan pembunuhan Tito.
Keluarga dan kerabat almarhum yang sejak pagi menunggu terlihat haru saat peti jenazah itu tiba. Ketika Merlin, sang istri, tiba di kediaman membawa foto Tito Kei, keluarga histeris melihat kedatangan jenazah, dan keluarga. Pelayat bergantian melihat jasad untuk terakhir kali sebelum akhirnya dibawa pulang menuju kampung halaman.
Dari Langgur, jenazah diangkut menggunakan transportasi laut menuju Desa Tutrean di Pulai Kei Besar. Pulau Kei Besar berbukit dan bergunung yang membujur sepanjang pulau dengan ketinggian rata-rata 500 - 800 meter dengan Gunung Dab sebagai puncak tertinggi, dataran rendah merupakan jalur sempit sepanjang pantai. (Domu Ambarita)