Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ratusan Warga Ancam Segel Ramayana Tasikmalaya

Ratusan warga Nagarawangi, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, berunjuk rasa di depan gedung Ramayana Dept Store

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ratusan Warga Ancam Segel Ramayana Tasikmalaya
Net

TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Ratusan warga Nagarawangi, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, berunjuk rasa di depan gedung Ramayana Dept Store yang masih dalam tahap penyelesaian di Jalan KHZ Mustofa, Rabu (12/6/2013). Warga protes karena menilai manajemen Ramayana telah ingkar janji dalam perekrutan pegawai.

Warga beranggapan, sesuai dengan kesepakatan awal, pihak Ramayana akan merekrut pegawai yang sebagian besar dari Nagarawangi. Namun, hingga kemarin,  hanya puluhan warga Nagarawangi yang dipekerjakan. Padahal, Ramayana akan diresmikan akhir Juni nanti.

Warga yang protes tak hanya para pemuda, tapi juga bapak-bapak dan ibu rumah tangga. Warga yang datang ke lokasi sekitar pukul 11.00 dengan berjalan kaki. Mereka mengancam akan menyegel gedung Ramayana jika tetap ingkar janji.

"Jumlah yang dipekerjakan hanya 60 orang. Padahal janjinya dulu sekitar 300 orang," ungkap Adang Muslih (58), salah seorang tokoh warga.

Warga lainnya, Ari (28), mengaku sudah tiga kali melayangkan surat lamaran. Tapi tidak pernah mendapatkan tanggapan.  "Mereka (manajemen Ramayana, Red) malah merekrut warga luar," ujarnya dengan nada kesal.

Aksi sempat memanas karena pihak manajeman tidak ada yang menerima pengunjuk rasa. Warga sempat melakukan aksi bakar ban di depan gerbang masuk. Para pekerja yang masih menyelesaikan pembangunan toserba itu, memilih bubar karena khawatir menjadi korban sasaran kemarahan.

Untunglah, tak lama kemudian, pihak manajemen Ramayana, Feri Heryawan, datang. "Kami akan menyampaikan aspirasi ini ke pimpinan di Jakarta. Jadi diharap bersabar," ujarnya, seraya menyebutkna, Ramayana Tasikmalaya membutuhkan 150 pegawai serta 100 sales promotion girl.

Berita Rekomendasi

Walau jawaban pihak manajemen tidak memuaskan, warga akhirnya membubarkan diri. Namun, mereka mengultimatum, jika hingga tanggal 20 Juni masih saja belum ada jawaban, warga akan melakukan aksi dengan jumlah yang lebih besar.(stf)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas