Sardjono Sulap Air Selokan Jadi Layak Konsumsi
Sardjono tidak kenal lelah berhasil membuat teknik pengolah air selokan tanpa bahan kimia sedikitpun untuk menjadi air bersih.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Semangat dan motivasi dari Sardjono warga Kelurahan Gayungan, Kecamatan Gayungan Surabaya cukup besar di bidang Lingkungan. Ini setelah ia tidak kenal lelah berhasil membuat teknik pengolah air selokan tanpa bahan kimia sedikitpun untuk menjadi air bersih.
Air bersih yang sudah diolahnya itu dapat digunakan mandi, mencuci, dan memasak. Hal itulah menjadikan Sardjono dinobatkan peraih Kalpataru 2013 sebagai pekerja lingkungan sukarela dan pribadi.
Sebagai seorang pensiunan TNI AL, melihat kampung kumuh dan kesulitan air membuat hati Sardjono merasa tersentuh. Terlebih, setiap hari keluarganya selalu kekurangan air bersih. Berbekal pengalaman dan ketrampilan sebagai anggota TNI AL itulah, Sardjono pun mulai pada tahun 2004 selalu memikirkan kondisi lingkungan kampungnya.
Berbagai pemikiran terus dikembangkan untuk mengentaskan lingkungan kumuh dan kekurangan air bersih tersebut. Ia pun seperti tidak kenal lelah mencoba bereksperimen mengolah air selokan menjadi air bersih. Berbekal pengalamanya ketika masih aktif sebagai anggota TNI Angkatan Laut, serangkaian uji coba dilakukannya.
Pada tahun 2005, pemikiranya soal mengolah air selokan terus diasahnya melalui serangkaian percobaan filterisasi berbahan baku ijuk, kerikil, pasir, sabut kelapa, dan kerikil batu merah serta paralon sebagai bipori peresapan dan tandon penampung air.
"Siang malam saya terus mencoba teknik filterisasi air selokan untuk dijadikan sebagai air bersih," kata Sardjono ayah dari tujuh putra itu.
Ketika serangkaian uji coba telah dilakukan, akhirnya Sardjono pun bisa mendapat kepastian kalau melalui proses penyaringan hingga sembilan tahap dengan teknik peresapan maka air selokan bisa dijadikan air bersih layak pakai untuk kebutuhan keluarganya. Seolah, dengan proses pengolahan air selokan yang ditemukanya tersebut serasa tidak ada air yang terbuang sia-sia.
Perputaran air sehabis digunakan mandi dan cucipun terus diproses kembali menjadi air bersih berlangsung tanpa putusnya.
"Istilahnya, air yang mengalir ke selokan itu bisa dibersihkan kembali dan di pakai lagi tanpa merusak lingkungan sedikitpun. Perputaran itupun akan terus terjadi tampa harus mengambil air bersih dari PDAM ataupun dari sumber air tanah," ucap Sardjono suami Riani tersebut.
Memang, serasa ngeri dan diluar logika dalam kehidupan manusia terhadap apa yang dilakukan dan ditemukan oleh Sardjono dengan teknik pengolah air selokan menjadi air bersih. Ini dikarenakan air kencing atau kotoran atau air sabun mandi dan sabun cuci yang masuk ke dalam selokan bisa diolah lagi menjadi air bersih yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.
"Saya berani buktikan kalau air hasil teknik pengolahan yang saya buat benar-benar bersih, saya siap minum air bersih yang diolah dari selokan itu. Karena nyatanya memang bersih dan layak pakai," ucap Sardjono.
Terlebih, kualitas air bersih yang dihasilkan oleh serangkaian filter pengolah air selokan yang ditemukan Sardjono sudah pernah diuji oleh Laboratorium salah satu perguruan tinggi di Surabaya. Hasilnya air bersih yang diolah dari air selokan tidak mengandung zat berbahaya dan tingkat kebersihannya bisa dipertanggung jawabkan.
"Bukti lainya ya tubuh saya ini beserta keluarga serta 16 KK tetangga saya yang menggunakan air bersih hasil olahan sejak tahun 2005 hingga sekarang nyatanya tidak mengalami gangguan kulit atau apapun," tandas Sardjono.
Sekarang ini, air bersih hasil pengolahan dari air selokan telah dimanfaatkan bukan hanya oleh keluarga Sardjono saja. Layaknya saluran air bersih PDAM, air bersih hasil pengolahan itupum disalurkan ke rumah-rumah warga lingkungan sekitar rumah Sardjono. Apalagi tandon air bersih yang telah dibangun Sardjono berkapasitas lebih dari 5000 liter selalu terisi penuh sehingga bisa digunakan warga secara gratis setiap saat.
Demikian juga dengan warga lain yang belum teraliri air bersih hasil pengolahan dari air selokan tersebut juga bebas menikmati melalui kran-kran yang dipasang di tepi jalan kampung.
"Kami persilakan siapapun memanfaatkan air bersih itu. Dan yang pasti, dengan hasil temuan teknik pengolah air selokan itu setidaknya apa yang menjadi kesulitan warga akan ketersediaan air bersih sudah teratasi," imbuh Sardjono.
Sedangkan dalam penilaian penghargaan Kalpataru, tim penilai dari Kementerian Lingkungan Hidup sempat mendatangi rumah Sardjono dan melihat instalasi pengolah air selokan menjadi air bersih.
Mereka pun terkesima dan geleng-geleng kepala melihat proses pengolah air bersih berbahan air selokan tanpa menggunakan bahan kimia sedikitpun yang dibuat Sardjono.
"Ada salah satu anggota tim sempat ke kamar mandi melihat dan merasakan kualitas air. Dan mereka mengakui kalau proses pengolahan air bersih dari selokan memang luar biasa untuk bisa memecahkan problem ketersediaan air bersih di Perkotaan," papar Sardjono.
Oleh karena itulah, Sardjono setelah dinobatkan sebagai peraih penghargaan Kalpataru 2013 akan bersedia memberikan pengetahuan dan teknik pengolah air selokan menjadi air bersih dengan cukup sederhana. Ini dimaksudkan sebagai sumbangsih hasil karya yang berhasil dibuatnya untuk membantu warga yang kekurangan dan kesulitan air bersih. Karena dengan teknik tersebut tidak akan ada setetespun air yang terbuang sia-sia.
"Di kota Surabaya sendiri saya telah mendampingi sekitar 50 titik pembuatan pengolah air selokan menjadi air bersih. Tapi untuk wilayah lain luar Surabaya kami juga bersedia menjadi pendamping asalkan ada izin dan perintah dari Ibu Wali Kota Surabaya," tutup Sardjono.