Bos Salon Ditemukan Tewas Terikat
Kota Kotamobagu geger. Abdullah Basalamah alias Ayu (47) ditemukan tewas di salon miliknya, Senin (17/6/2013).
TRIBUNNEWS.COM, KOTAMOBAGU - Kota Kotamobagu geger. Abdullah Basalamah alias Ayu (47) ditemukan tewas di salon miliknya, Senin (17/6/2013).
Mulut Ayu, tangan, dan kakinya diikat menggunakan lakban. Kondisi tubuhnya pun memprihatinkan. Di kepala bagian belakang terdapat bekas pukulan benda tumpul, sementara pelipis kanannya tampak lebam.
Sang keponakan, Indriyana Paputungan yang pertama kali menemukan Ayu tewas, menjerit histeris. Indriyana menemukan Ayu tewas sekitar pukul 14.00 WITA.
"Saya masuk ke salon untuk melihat keadaannya, karena tak kelihatan sejak pagi. Saat melihat ke kamar di dalam salon, dia sudah terikat lakban," kata remaja yang baru lulus SMP.
Indriyana histeris. Dia menangis keras. Masyarakat di sekitar salon berdatangan. Apalagi, Salon Ayu terletak di Bundaran Paris yang merupakan pusat Kota Kotamobagu. Warga yang berkerumun memacetkan Jalan Datoe Binangkang.
Tak hanya Indri yang histeris. Fat Basalamah, ibu Indri yang merupakan adik Ayu Basalamah, menjerit sejadi-jadinya. Saking emosi, Fat sempat memukul-mukul dinding rumah sampai akhirnya keleleran dan ambruk.
"Tega membunuh Ayu," ujarnya dalam pelukan beberapa warga yang memapapahnya.
Indri dan Fat kemudian dibawa keluar dari tempat kejadian perkara. Adik Ayu lainnya, juga emosi. Di tengah kerumunan warga, dia berteriak-teriak sambil menggandeng Fat. Pria ini menuding, seseorang telah membunuh kakaknya.
Kematian Ayu juga mengagetkan beberapa remaja yang biasa nongkrong di depan Salon Ayu. Pengky, seorang remaja, mengaku nongkrong di depan Salon Ayu, Minggu (16/6/2013) malam. Bahkan, saat itu, Ayu sempat memberi mereka uang Rp 10 ribu untuk membeli rokok.
"Ayu tiba sekitar jam sepuluh atau sebelas malam di salonnya. Kami tak tahu dari mana. Dia memakai motor saat itu. Dia sempat bertanya, apakah ada orang yang mencari dirinya. Sambil bercanda, kami bilang ada. Lalu kami pun sempat minta buat rokok, dan tak biasanya dia beri kami uang," tutur Pengky.
Ayu kemudian menyuruh empat remaja tersebut pindah.
"Katanya, malu kalau ada yang datang. Kami pun pindah nongkrong ke distro di seberang salon. Kami nongkrong sampai sekitar jam tiga pagi. Ayu kemudian tampak beres-beres dan menutup salonnya sekitar setengah tiga pagi," ungkap Pengky.
Dia memastikan, sampai mereka bubar dari tempat nongkrong, tak ada orang yang masuk ke dalam salon.
"Kami tidak melihat satu pun orang yang masuk ke salon. Tak tahu kalau setelah itu. Kalau kendaraan yang lewat ada satu dua malam itu. Tapi, kami tidak perhatikan lagi," tutur remaja yang baru lulus SMA.
Bagi Pengky dan teman-temannya, Ayu sangat baik kepada siapa pun. Dia sering bercanda.
"Tapi malam itu, dia sempat tertawa keras sekali, dan tak biasanya memberi kami uang. Dia memang baik, namun tak pernah memberi uang seperti malam itu," ucapnya.
Senada, Amat yang mengelola distro di seberang Salon Ayu mengatakan, almarhum sangat supel dan mudah bergaul. Bahkan, Ayu sempat mengatakan kepada Amat akan liburan ke Bali. Dia ingin tinggal di Bali satu sampai dua bulan.
"Dia bilang mau ke Jakarta terkait kasus yang dialaminya. Kemudian habis itu, dia bilang akan liburan ke Bali," beber Amat. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.