Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Bongkar Pabrik Sabu di Sidoarjo

Sidoarjo ternyata tumbuh subur dengan home industry sabu sabu (SS). Belum sepekan pabrik SS milik Affandi alias Alung

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Polisi Bongkar Pabrik Sabu di Sidoarjo
surya/anas miftakhudin
Polisi menujukkan barang bukti dari penggerebekan home industri di Pabean Sedati, Sidoarjo, Selasa (18/06/2013). 

TRIBUNNEWS.COM,  SIDOARJO - Sidoarjo ternyata tumbuh subur dengan home industry atau pabrik sabu-sabu (SS). Belum sepekan pabrik SS milik Affandi alias Alung di Perumahan Puri Indah Blok DE/11, Sidoarjo digerebek Direktorat Narkoba Polda Jatim, kini giliran pabrik SS di Pabean, Kecamatan Sedati digerebek Satnarkoba Polres Sidoarjo, Selasa (18/6/2013) sekitar pukul 16.00 WIB.

Penggerebekan rumah Bessy Lesmono, 33, di lingkungan RT 21/RW 9 Desa Pabean menggegerkan warga sekitar. Pasalnya, rumah Bessy yang dipakai hidup bersama dengan seroang perempuan, Natalia, 30, berada di ujung belakang. Rumah milik Bessy tergolong sangat sederhana. Ukuran yang ada sekitar 6 x 7 meter. Di situ hanya ada ada satu kamar plus kamar mandi.

Lokasi yang dipakai memproduksi SS berada di bawah tangga menuju lantai II yang terbuat dari kayu. Ruangnya sekitar 1,5 x 1,5 m. Meski ruangnyanya kecil, tersangka Bessy bersama pasangannya diduga sudah meraup uang ratusan juta rupiah dari hasil memproduksi barang haram itu. Di lokasi itu, petugas menemukan ratusan butir pil epidrin, tiga botol methanol, 4 botol aceton, tiga bungkus fospor dan korek ratusan batang korek api kayu.

Ketika penggerebekan berlangsung, Bessy tidak ada di rumah tapi sedang bekerja. Di rumah itu hanya ada Natalia. Tak pelak, tersangka Bessy langsung dijemput di tempatnya bekerja yakni di Juanda. Begitu tersangka sampai di rumah, ia tidak bisa berdalih lagi karena semua barang bukti sudah dikumpulkan polisi.

Kapolres Sidoarjo AKBP Marjuki saat menginterogasi tersangka Bessy mendapat pengakuan yang cukup mengejutkan. Pentol korek api yang fungsinya untuk membakar ternyata dipakai bahan baku SS. Hal itu terbukti dari kumpulan pentol korek yang sudah dimasukkan dalam tabung kaca yang siap diproduksi oleh tersangka Bessy bersama pasangannya.

“Iya ini untuk campuran SS dan itu korek api yang masih utuh,” tutur tersangka Bessy sembari menunjukkan puluhan pak korek api yang belum digerus.

Mantan Kapolres Jombang yang menginterogasi dengan duduk sontak terhenyak. “Bagaimana pentol korek api dipakai bahan SS. Apa dadanya tidak terbakar,” tutur AKBP Marjuki dengan nada heran.

Berita Rekomendasi

Tersangka Bessy dihadapan kapolres dan Kasat Narkoba AKP Chotib Widianto mengaku masih gagal produksi sehingga belum ada SS yang diproduksi. Tersangka yang mengaku bekerja sebagai launch eksekutif sebuah penerbangan di Juanda itu menunjukkan cara memproduksi SS. Bahan baku yang sudah dicampur itu saat dipanasi dengan api keluarnya cokelat. “Seharusnya yang keluar itu kuning. Kalau cokelat tidak jadi,” terang tersangka meyakinkan polisi.

Di lokasi, petugas juga menemukan beberapa poket SS masing-masing seberat 22 gram, SS 1,25 gram , 2 butir pil ekstasi dan ganja seberat 20 gram. Barang bukti itu diakui tersangka dipasok oleh temannya Pipit yang menghuni Lapas Madiun. Ia kenal Pipit karena tersangka adalah mantan penghuni di sana dalam kasus narkoba mulai tahun 2000 sampai 2006.

“Jadi tersangka selain memproduksi SS juga mengedarkan SS,” terang AKP Chotib Widianto.

Modus yang dilakukan dalam pengiriman barang adalah model bom-boman. Artinya barang pesanan tersangka ditaruh disuatu tempat kemudian diambil oleh tersangka. Polisi juga menemukan buku rekapan penjualan SS, ekstasi dan ganja. Di buku catatan warna hijau itu, bukan langsung tertulis SS atau ekstasi. Namun ada sandi khusus berupa angka.

“Apa maksud ini semua kami belum tahu, soalnya tersangka belum kami periksa,” paparnya.

Di buku catatan itu juga tertulis cara membuat SS, tetapi langkah demi langkah tidak disampaikan karena dikhawatirkan ditiru oleh orang lain. Cara membuat SS ini juga diperoleh tersangka dari temannya di Lapas Madiun sehingga tersangka saat menghuni disana bukan untuk mencegah perbuatannya lagi. Tetapi justru tersangka makin pandai dalam meracik SS.

Tersangka Bessy mengaku, segala macam peralatan seperti tabung kaca untuk membikin SS dibeli dari toko kimia di Surabaya. Begitu pula epidrin, aceton dan lainnya juga dibeli dari apotek di Sidoarjo dan Surabaya. “Membelinya ngecer tidak berani membeli dalam jumlah besar. Ini masih pertama kali dan uji coba,” terangnya.

Sementara itu, teman perempuan tersangka Bessy, Natalia saat penggerebekan berlangsung tidak menampakkan wajah yang takut atau malu saat diambil foto atau dishoting kamera. Ia terlihat biasa dan masih mengumbar senyum. Nampaknya, Natalia diperkirakan usai mengonsumsi SS saat ditinggal kerja oleh Bessy.

“Natalia ya turut berperan dalam memproduksi SS dan mengedarkan SS,” jelasnya.  (Anas Miftakhudin )

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas