Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dimakan Buaya, Jasad Kristina Belum Ditemukan

Jenazah Ny. Kristina Krismawati (23) yang dimangsa buaya, Selasa (18/6/2013), belum juga ditemukan.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Dimakan Buaya, Jasad Kristina Belum Ditemukan
IST
Seekor buaya muncul di permukaan sungai. Makin seringnya buaya Sungai Mentaya, Kalimantan Tengah muncul di permukaan air, memantik ketakutan warga setempat. 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Feliks Janggu

TRIBUNNEWS.COM, LEWOLEBA--Jenazah Ny. Kristina Krismawati (23) yang dimangsa buaya, Selasa (18/6/2013), belum juga ditemukan. Kelompok warga pecah dalam dua pendapat. Salah satu kelompok meyakini buaya yang sudah meresahkan warga sekitar itu bukanlah penjelmaan nenek moyang suku. Karena itu harus dilawan, diusir dengan mengeringkan danau. Bahkan bila perlu dengan keputusan tegas buaya itu ditembak mati.

Sedangkan kelompok lain yang masih begitu kental dengan keyakinan, belum mengambil sikap terkait masalah itu. Kecuali seremoni adat sesuai kebiasaan suku itu.

Dalam keyakinan masyarakat setempat, jika terjadi kecelakaan diterkam atau dimakan buaya, berarti ada kesalahan atau dosa dilakukan para korban atau keluarganya. Karena itu harus mengaku jujur kesalahan itu di hadapan tetua adat dan tuan tanah setempat.

Sementara pemerintah sendiri masih menjaga sikap, dan memilih menghormati kebajikan lokal masyarakat setempat. Meski ada pendapat-pendapat, tetap kembali kepada adat setempat.

Wakil Bupati Lembata,  Viktor Mado Watun, Selasa (18/6/2013) di lokasi kejadian di Desa Wuakerong, Nagawutung mengatakan, pemerintah menghormati keyakinan masyarakat setempat serta proses yang dilalui untuk masalah itu.

Berita Rekomendasi

Pemerintah siap mendukung dan menfasilitasi apa pun keputusan masyarakat setempat terhadap masalah buaya yang semakin meresahkan itu.

Dua opsi diajukan warga kepada wakil bupati,  yakni mengeringkan danau dan menembak buaya, atau kembali kepada kebajikan lokal adat setempat.

Namun Mado Watun  mengarahkan warga untuk tidak berdebat tentang rencana kedepan terkait buaya itu. Masyarakat setempat perlu konsentrasi mencari korban dulu.

"Apakah nanti keruk muaranya, atau gimana. Kita kembali ke adat setempat dulu. Tetapi konsentrasi dulu mencari korban," kata Mado Watun.

Sementara pada pencarian hari kedua, Rabu (19/6/2013), pemerintah hanya menunggu proses yang dilalui tetua adat sesuai keyakinan mereka. Namun korban masih juga belum ditemukan. Warga terus menunggu kapan buaya melontarkan jasad korban ke daratan. *

Sumber: Pos Kupang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas