Kustahli Terima BLSM di Atas Becak
Dua dari ratusan penerima bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) tahap pertama, Kustahli
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Dua dari ratusan penerima bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) tahap pertama, Kustahli (75) dan Sartini (80), terpaksa menerimanya di atas becak. Tidak seperti penerima lainnya, dua warga Jalan Lembong ini duduk di atas becak di luar kursi antrean yang telah disediakan.
Pembagian BLSM pertama di Kota Bandung untuk dua kecamatan, yaitu Sumur Bandung dan Lengkong, dilaksanakan di Kantor Pos Besar, Jalan Asia Afrika, Bandung, Senin (24/6/2013). Penerima BLSM di Kecamatan Sumur Bandung sebanyak 627 rumah tangga sasaran (RTS) dan Kecamatan Lengkong 1.069 RTS.
"Bapak (Kustahli) sudah pikun, lupa saya umurnya. Yang di sebelahnya, Ibu Sartini, pendengarannya sudah kurang. Keduanya sudah sepuh begini. Tadi, sempat datang ke loket 2, menjelaskan bapak sudah tua, pikun. Tapi, enggak bisa jalan. Disuruh pakai becak," ujar Anisah (51), anak Kustahli yang mengantar untuk mengambil BLSM.
Tahap pertama pengucuran BLSM di Kota Bandung dilakukan dalam dua tahap, Senin (24/6) dan Selasa (25/6). Loket pembayaran dibuka pukul 08.00-17.00. Tiap penerima mendapat Rp 300 ribu, untuk pembayaran dua bulan, yaitu Juni dan Juli, yang masing-masing kan per bulan Rp 150 ribu. Pembayaran BLSM akan berlangsung hingga Desember 2013.
Humas Pembayaran BLSM Kantor Pos Besar Bandung, Hikmat Sadudin, mengatakan, penyaluran BLSM lebih mudah daripada bantuan langsung tunai (BLT). Pasalnya, kata Hikmat, mayoritas penerima memiliki kartu identitas (KTP) ditambah kartu penjaminan sosial (KPS). Menurut Hikmat, penerima wajib mengambil BLSM, tidak boleh diwakilkan, seperti BLT.
"Kalau sakit dan tidak dapat pergi, ahli warisnya yang menyampaikan kabar itu kepada kami. Selanjutnya, jika penerima menginginkan dana BLSM diantar, ya kami antarkan," ujar Hikmat.
Pantauan Tribun di Kantor Pos Besar Bandung menunjukkan, sebagian besar penerima BLSM berusia senja. Ada pula yang kondisi kesehatannya tidak mendukung. Sebagian di antaranya diantar kerabatnya menggunakan becak.
Berdasarkan data pemerintah pada laman www.kompensasi.info, jumlah penerima BLSM di Jabar sebanyak 2.615.790 RTS.
Nilai bagi para RTS di Jabar itu sejumlah Rp 787.737.000.000. Wilayah terbesar penerima BLSM di Jabar adalah Kabupaten Cianjur, senilai Rp 63.319.800:000 bagi 211.086 RTS.
Lalu, Kabupaten Bandung senilai Rp 56.082.000.000 bagi 186.940 RTS. Diikuti Garut sebesar Rp 54.671.700.000 bagi 182.239 RTS. Untuk Kota Bandung, angkanya Rp 18.676.500.000 bagi 62.255 RTS.
Belum Dibagikan
Walau dana BLSM sudah tersedia dan jumlah RTS penerima BLSM sudah terdata, Kantor Pos Cianjur belum bisa membagikannya pada pekan ini. Menurut Manajer Operasional Kantor Pos Cabang Cianjur, Suhana, kepada Tribun, kemarin, pihaknya akan berkoordinasi lebih dulu dengan Pemerintah Kabupaten Cianjur tentang penyalurannya. Rencananya, penyaluran akan dijadwal untuk menghindari antrean panjang.
Pihaknya, kata Suhana, perlu berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Cianjur lantaran tak semua penerima BLSM tinggal dekat dengan kantor pos. Sebab, untuk penyaluran dana harus dilakukan di kantor pos, baik yang ada di Cianjur maupun di cabang di setiap kecamatan.
"Untuk penerima BLSM yang lokasinya jauh dari kantor pos, rencananya pembayaran dilakukan komunitas untuk mempermudah masyarakat menerima BLSM. Makanya perlu koordinasi dengan pemda setempat seperti itu," kata Suhana.
Namun ia menjamin penyaluran BLSM akan tepat sasaran. Pasalnya, setiap penerima harus menunjukkan KPS ditambah identitas diri sesuai dengan nama yang tertera di KPS tersebut.
Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Gatot Subroto, meminta kepada masyarakat berperan aktif dalam pengawasan penyaluran BLSM. Menurut dia, dana tersebut harus sampai kepada penerima manfaat sehingga setiap penyelewengan harus segera dilaporkan.
"Daftar penerima itu sudah dipersiapkan oleh pemerintah pusat. Tapi bukan berarti tidak ada penyelewengan. Pengawasan tetap harus dilakukan dan semua harus berperan aktif," kata Gatot melalui ponselnya.
Ketua Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Cianjur, Eyang Agus Isak, enggan berkomentar banyak terkait dengan penyaluran dana BLSM. Namun pihaknya berencana akan melakukan aksi damai di gedung DPRD Cianjur dalam waktu dekat ini.
"Menolak atau menerima BLSM tunggu saja aksi damai kami yang akan kami lakukan dalam waktu dekat ini. Rencananya puluhan kades akan melakukan aksi di gedung DPRD," kata Eyang ketika dihubungi melalui ponsel. (dic/win/cis)