Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologi Amuk Massa dan Pembakaran Dua Mapolsek

Kejadian tak hanya berhenti disitu, massa juga membakar Polsek Rawasulu

zoom-in Kronologi Amuk Massa dan Pembakaran Dua Mapolsek
TRIBUN SUMSEL/M AWALUDDIN FAJRI
Suasana Mapolsek Muara Rupit yang berada di Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan 

TRIBUNNEWS.COM, MURATARA - Markas Polsek (Mapolsek) sementara di Kecamatan Rupit, Selasa (2/7/2013) dibakar sekelompok massa sekitar pukul 16.30 WIB. Aksi pembakaran Mapolsek ini diduga dipicu tewasnya warga Desa Karanganyar Kecamatan Rupit, Herlika yang diduga pelaku kejahatan Jalinsum oleh Timsus Polres Musirawas.

Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan, aksi pembakaran Maspolsek Rupit bermula ketika sekelompok massa yang berjumlah sekitar 30-an orang menggunakan dua unit mobil dan motor yang diduga pihak keluarga dari warga yang tewas saat digerebek tersebuit.

Massa yang datang sekitar pukul 16.30 WIB langsung membakar Mapolsek. Melihat banyak massa yang datang dengan beringas, beberapa anggota Polsek yang ada didalam Mapolsek langsung menyelamatkan diri dan diselamatkan oleh warga sekitar.

"Kejadiannya tiba-tiba, massa yang naik dua mobil dan motor yang diduga dari arah Desa Karanganyar datang langsung membakar Polsek. Untung saja, api bisa dipadamkan oleh warga disini dengan menggunakan peralatan seadanya" kata Firdaus, Camat Rupit, kepada Sripoku.com Selasa (2/7/2013).

Menurutnya, dari info yang dia dapat, pembakaran Mapolsek Rupit itu diduga dipicu penembakan terhadap warga Desa Karanganyar yang disinyalir dilakukan oleh aparat kepolisian.

Menurut informasi yang berkembang ditengah masyarakat kata Firdaus, penembakan yang menyebabkan warga Karanganyar tersebut tewas, katanya dari info yang berkembang karena kurang tepat sasaran. Karena, target operasi (TO) yang dicari oleh polisi bukan yang itu.

Sementara Kapolres Musirawas AKBP Chaidir dikonfirmasi Sripoku.com Selasa (2/7/2013) malam di Muararupit mengatakan, penembakan terhadap Erlika (17) sudah sesuai dengan prosedur.

Berita Rekomendasi

Dikatakannya, penggerebekan di Desa Karanganyar dilakukan menindaklanjuti keluhan masyarakat, karena diwilayah Rupit dan sekitarnya banyak tindak kejahatan curas. Dari hasil inventarisir kasus, tersangka yang tewas telah sepuluh kali melakukan tindak kejahatan.
Kelompok pelaku diidentifikasi bahkan pelaku utama SP, sudah terlibat 50 kasus, jadi sangat meresahkan. Menurut Kapolres, TO ada beberapa orang, salah satunya dua orang ini, yaitu SP dan Herlika (yang tewas tertembak).

"Ya, kami telah bentuk timsus untuk penegakan hukum, kita sudah identifikasi pelaku curas, salah satunya adalah kakak bertadik, atas nama SP dan Er. Kita lakukan penggerebekan, di Desa Karanganyar tapi pelaku melawan dengan senpi rakitan, kita tembak peringatan melawan, maka dilumpuhkan dan akhirnya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Sedangkan tersangka SP, kabur" kata
Kapolres.

Tapi lanjut Kapolres, kejadian itu dipelintir oleh kelompok tersangka bahwa polisi melakukan salah tangkap dan salah tembak. Sehingga menimbilkan gejolak ditengah masyarakat dan memancing sekelompok masyarakat membakar Polsek Rupit yang merupakan Polsek sementara. Kejadian tak hanya berhenti disitu, massa juga membakar Polsek Rawasulu.

"Berimbas juga ke Polsek Rawasulu dan sekarang ada aksi pemblokiran jalan di Jalinsum Desa Karanganyar. Kita lakukan pengamanan, kita juga  minta bantuan TNI, Brimob dan kordinasi dengan Polda Jambi untuk amankan sekitar Rawasulu, kita cegah supaya tidak ada konflik horizontal antara masyarakat Karanganyar dan Rupit, penembakan sudah sesuai prosedur, pelaku inventarisir sepuluh kasus, kelompok pelaku kita identifikasi bahkan pelaku utama SP, sudah terlibat 50 kasus, jadi sangat meresahkan, TO kita ada beberapa salah satunya dua orang ini, yaitu SP dan Herlika (yang tewas tertembak),"ujar Kapolres.

Komentar Amrullah, paman dari Erlika (17), warga Karanganyar yang tewas ditembak mati oleh polisi, karena diduga bandit jalinsum mengatakan, Bohong kalau ada LP, dia libur sekolah dan tidak ada kerjaan maka nyadap karet supaya ada penghasilan saat liburan. Saat menyadap karet inilah digerebek polisi.

"Dia itu (Erlika-red) masih sekolah di SMA Rupit pak, kalau syaiful kakaknya okelah, kalau herlika itu, dia anak lugu, tidak masuk akal dia penjahat apalagi harus ditembak mati" kata Amrullah.(Ahmad Fahrozi)

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas