Bola Mata Baharudin Hancur Ditembak
mati ditembak saat terjadi penyerangan mendadak oleh orang tak dikenal di perairan Riung, Kabupaten Ngada, Kamis (4/7/2013) kemarin.
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan Wartawan Pos Kupang, Aris Ninu
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE--Dua orang anak buah kapal (ABK) nelayan asal Pulau Pemana, Kabupaten Sikka, mati ditembak saat terjadi penyerangan mendadak oleh orang tak dikenal di perairan Riung, Kabupaten Ngada, Kamis (4/7/2013) kemarin.
Kedua korban meninggal, yaitu Baharudin La Bau (46) dan La Salim Asis (15), setelah terkena peluru pada bagian mata sebelah kiri. Peluru dari senjata oknum ini mengena bagian belakang kepala Baharudin menembus hingga mata kiri. Bola mata Baharudin hancur dan hilang.
Masinis Kapal Putri Kembar, La Asis, menyampaikan hal itu kepada wartawan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Maumere, Jumat (5/7/2013) pagi. La Asis menjelaskan, Kapal Motor Nelayan (KMN) Putri Kembar asal Kabupaten Sikka yang berlayar dari Selat Sape, Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (4/7/2013), sekitar pukul 17.00 Wita, diserang orang tak dikenal menggunakan senjata laras panjang di perairan Riung, Kabupaten Ngada.
Akibat penyerangan itu, lanjut La Asis, dua orang ABK nelayan tersebut mati di tempat. Satu korban di antaranya anak di bawah umur. Kedua korban bernama Baharudin La Bau (46) dan La Salim Asis, bocah berusia 15 tahun. Keduanya nelayan asal Desa Pemana, Kecamatan Alok.
La Asis menuturkan, peristiwa naas yang menimpa dua orang itu berawal ketika kapal nelayan Putri Kembar berlayar dari perairan Selat Sape menuju Pulau Pemana di Kabupaten Sikka. Ketika tiba di perairan Pantai Utara Flores di Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, tiba-tiba kapal itu dikejar tiga orang tak dikenal menggunakan kapal motor kecil dan langsung menembaki kapal nelayan tersebut dengan senjata laras panjang.
Kronologi kejadian saat kapal diserang, demikian La Asis, salah seorang pelaku penembakan memegang senjata menggunakan berpakaian warna coklat loreng mirip pakaian dinas anggota keamanan yang sering melakukan patroli di laut.
Jarak sekitar 30 meter dari kapal, tutur La Asis, oknum tersebut menembak kapal nelayan asal Pemana tersebut. Tembakan pertama meleset mengenai bodi kapal.
Karena meleset, ungkap La Asis, oknum tersebut kembali melepaskan tembakan kedua. Tembakan kedua mengena Baharudin La Bao. Peluru dari senjata oknum ini mengena bagian belakang kepala Baharudin menembus hingga mata kiri. Bola mata Baharudin hancur dan hilang.
La Asis mengatakan, tabiat oknum penembak memang keji. Meski sudah ada korban, namun dia kembali melepaskan tembakan ketiga yang mengena korban lainnya anak di bawah umur, Salim.
Salim saat itu, dalam posisi tengah menghampiri korban Baharudin. Timah panas oknum ini mengenai mata kiri Salim, dan peluru bersarang di kepala bagian belakang Salim.
Saksi lainnya, Sutoyo, Nahkoda Kapal Putri Kembar yang awalnya diserang mengungkapkan, setelah melihat dua orang ABK mati tertembak di tempat, ia sempat memanggil para pelaku, namun pelaku langsung melarikan diri.
Sutoyo mengatakan, karena dua ABK telah tewas, maka ia melanjutkan pelayaran membawa jenazah dua ABK-nya ke Maumere. Kapal tiba di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Jumat (5/7/2013), sekitar pukul 04.00 Wita dinihari.
Asisi, ayah Salim mengungkapkan, ia melihat peristiwa penembakan ini cukup jelas, karena jarak dari kapal mereka ke perahu pelaku sekitar 20 meter sampai 30 meter.
Ciri-ciri pelaku penembakan, ungkap Asisi, oknum tersebut berkulit putih, rambut cepak, badan kurus dan tinggi. Pelaku mengenakan pakaian loreng warna kecoklatan. "Saya lihat jelas, sehingga kalau saya lihat orangnya saya kenal," ujarnya.
Asisi mengatakan, pelaku saat menembak menggunakan senjata laras panjang. Senjata itu di bagian sampingnya ada warna kuning. "Pelaku saat itu bersama dua orang lainnya di atas perahu. Perahu itu bodinya warna hijau dan bagian atasnya warna putih," tambah Asisi.
Kapolres Sikka, AKBP Budi Hermawan, S.Ik, yang menjemput langsung jenazah korban penembakan mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polres Ngada dan Polres Manggarai untuk melakukan penyelidikan siapa pelaku penembakan dua warga Pemana itu. Selain itu, lanjut Budi, ia akan meminta keterangan para saksi korban penembakan.
Di kepala La Bau tidak ada proyektil karena menembus kepalanya. Dokter hanya membersihkan luka di kepala La Bau. Keluarga korban dan Pemana menunggu hingga selesai operasi dan membawa korban ke Pemana untuk dimakamkan.