Bom Panci di Tasikmalaya Bukan Sekadar Ulah Sekelompok Orang Iseng
Ledakan bom panci di Mapolsek Rajapolah, Tasikmalaya, dinilai bukan sekadar ulah sekelompok orang yang melakukan keisengan.
Penulis: Theresia Felisiani
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ledakan bom panci di Mapolsek Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (20/7/2013) pukul 01.45 WIB, dinilai bukan sekadar ulah sekelompok orang yang melakukan keisengan.
Kapolda Jawa Barat Irjen Suhardi Alius mengatakan, ledakan tersebut merupakan aksi serius dari kelompok teroris Tasikmalaya.
"Jika dilihat dari polanya, kami meyakini pelakunya benar dari kalangan teroris. Mereka bukan sekedar iseng saja," terang Suhardi saat dihubungi wartawan, Minggu (21/7/2013).
Selain itu, kata dia, terdapat sejumlah barang bukti yang biasa digunakan kelompok teroris dari olah TKP yang semakin menguatkan indikasi ledakan tersebut ulah kelompok teroris.
Pasalnya, terus Suhadi, tim Gegana Polda Jawa Barat mendapatkan barang bukti berupa zat potasium, gotri, dan ponsel digunakan untuk pengukur waktu pemicu ledakan.
"Umumnya, kesemua barang itu digunakan jaringan teroris berkedok ajaran Islam radikal untuk menebar aksi teror melalui bom," tuturnya.
Sebelum adanya aksi pengeboman mapolsek itu, penyerangan terhadap polisi lalu lintas Polres Tasikmalaya Kota Aiptu Widartono, Senin (13/5/2013) silam, juga diduga dilakukan oleh kelompok teroris.
Sebabm aksi penyerangan itu terjadi setelah aparat kepolisian berhasil menyergap kelompok terois Abu Roban di sejumlah tempat di Bandung, Kendal, Lampung, Jakarta, dan Banten.
Belakangan, terbukti bahwa orang yang melempari petugas kepolisian Tasikmalaya Kota dengan bom rakitan, ternyata masih terkait jaringan Abu Roban.
Wiliam Maksum, sebagai tangan kanan Abu Roban, mengenal pria yang menyerang polisi di Tasikmalaya bernama Irwan alias Salim alias Dias.
Menyikapi peristiwa ledakan bom panci di Tasikmalaya, Mabes Polri langsung menurunkan Tim Densus 88 Antiteror Polri. "Tunggu hasil penyelidikan tim dari Densus yang sedang mengembangkan," tandas Suhardi.