Fenomena Tornado Air Terlihat di Pantai Trikora Bintan
Fenomena cuaca mengerikan terjadi di kawasan pantai Trikora, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu (20/7/2013) pekan lalu.
Laporan Tribunnews Batam Muhammad Ikhsan
TRI BUNNEWS.COM, BINTAN - Fenomena cuaca mengerikan terjadi di kawasan pantai Trikora, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu (20/7/2013) pekan lalu.
Pusaran hebat tornado air, atau dikenal dengan istilah waterspouts, membuat kaget pemilik salah satu restoran Italia di area pantai ini.
Pusaran air ini nampak menjulang tinggi ke awan gelap di langit kala siang itu. Drh Setyo Rahadrjo yang sempat mengabadikan tornado ini, mengaku terkesima dengan pemandangan itu. Beruntung saat mengarah ke pantai, energi pusarannya melemah dan menghilang.
Siang itu, Setyo diundang Mr Armando, pemilik restoran Italia di pinggir pantai untuk mengobati seekor anjingnya yang tengah sakit.
"Siang itu, saat akan pulang dan naik ke mobil tiba-tiba beberapa orang di dekat saya menjadi heboh. Ada pusaran air, kami pun mengambil gambarnya. Sayangnya saya cuma pakai kamera ponsel," ujarnya kepada Tribun, Minggu (21/7/2013).
Jarak dari pantai ke pusaran sekitar dua kilometer. Hal ini menjadi tontonan sebagian orang di lokasi restoran Pizzeria Cassa Italia, Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Bintan.
"Seumur hidup saya baru lihat hal ini," ujar pegawai Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemkab Bintan ini.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang Hartanto mengatakan, penyebab terjadinya waterspouts ini sama halnya dengan penyebab angin puting beliung di darat.
"Awalnya terbentuk dari kumpulan awan hitam comulusnimbus. Karena terjadinya di laut makanya angin ini menghisap air," ujar Hartanto.
Ia menjelaskan, fenomena alam ini hanya bersifat lokal dan mudah diantisipasi kalau sudah terlihat dari jauh. Namun, akan sangat membahayakan kapal-kapal kecil saat berada di dekatnya. Ketinggian angin ini, sekitar 1.400 feet atau 300 hingga 400 meter ke udara.
"Kalau di darat tergantung pergerakan awan, terjadinya tidak lama hanya sekitar beberapa menit, namun punya daya rusak karena kecepatannya cukup tinggi sekitar 30 knot atau 40 sampai 60 kilometer per jam," jelas Hartanto.
Namun Hartanto mengatakan, skala puting beliung di Indonesia tak sebesar tornado yang terjadi di Amerika dengan lintang tinggi. Di Indonesia dikatakannya skala pusaran angin maksimal hanya 1 skala Fujita.