Wasekjen MUI: Jihad Tidak Sinonim dengan Perang
Setelah sebulan menahan lapar dan dahaga, akhirnya Umat Islam melawan simbol nafsu duniawi.
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Sarassani
TRIBUNNEWS.COM, TANA PASER - Setelah sebulan menahan lapar dan dahaga, akhirnya Umat Islam melawan simbol nafsu duniawi.
Wujud kemenangan itu tergambar dalam Salat Idul Fitri, seperti yang digelar di Masjid Agung Nurul Falah Tanah Grogot, Paser, Kalimantan Timur, Kamis (8/8/2013).
Ribuan Umat muslim memadati seluruh sudut masjid. Bahkan, halaman dan badan jalan pun tak luput dari barisan jemaah.
Bertindak sebagai imam adalah HM Sabri Husein, sedangkan Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr Amirsyah Tambunan mengisi tausiyah di pagi yang indah itu.
Ustaz yang memiliki gelar kekeluargaan asal Batak, memberi pencerahan tentang jihad, yang sudah dimaknai keliru oleh sebagian umat, sehingga terjerumus aliran sesat, bahkan sudah memasuki wilayah Kalimantan.
"Umat Muslim harus berpatokan pada Alquran dan hadis untuk setiap tindakan, termasuk jihad," kata Amirsyah Tambunan.
Menurutnya, jihad sama sekali tidak bersinonim dengan perang. Sedangkan makna perang dilakukan untuk mengadu domba antar-Umat Muslim.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Ikatan Remaja Masjid Agung Nurul Falah (IRMA) Tanah Grogot HM Sidik Said mengumumkan hasil mengumpulan zakat fitrah sebanyak Rp 90,6 juta, dan beras 5.826 kilogram. Untuk zakat maal Rp 68,99 juta, sedangkan zakat fidyah, infaq, atau shodaqah jumlahnya lebih dari Rp 20 juta. (*)