TRIBUNNEWS.COM - Gaung pencalonan mantan Kepala Staf Angkatan Darat, Pramono Edhie, untuk maju sebagai satu di antara calon presiden pada konvensi demokrat, dikabarkan kian santer menggema.

Ipar dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu bahkan disebutkan mendapat dukungan dari kelompok pemudik yang menamakan diri Paguyuban Pemudik Indonesia (PPI).

Dukungan dituangkan lewat pemasangan spanduk di sepanjang jalur mudik dan jalur balik pantura . PPI menyatakan, meminta Pramono mau dicalonkan jadi calon yang maju pada konvensi Demokrat.
Ketua PPI Saefddin Abbas, mengklaim pemasangan spanduk dukungan itu sebagai representasi dari suara warga di sepanjang Pantura.

“Saat ini, setidaknya, masyarakat di sepanjang pantura baik juga sudah menyatakan keyakinan yang sama agar Bapak Pramono Edhie berkenan menjadi presiden kami selanjutnya”, ujar Abbas  pada rilis yang diterima Tribunnews.com, Senin (12/8/2013).

PPI beralasan dukungan diberikan pada Pramono agar program pembangunan tetap simultan meski Indonesia berganti kepemimpinan. Abbas menyiratkan kekhawatiran adanya pengulangan dari awal program pembangunan saat pergantian tongkat kepemimpinan negara.

“Dukungan ini kami sampaikan agar kita tidak terus mengulang pembangunan seiring pergantian kepemimpinan. Karena inilah, kami yakin sepenuhnya, Pramono Edhie Wibowo adalah pemimpin yang mampu melanjutkan visi-misi pembangunan menuju pembangunan yang lebih cepat, maju, dan lebih baik lagi”, kata Abbas.

Selain itu, catatan Pramono dalam karir militer disebutkan Abbas sebagai alasan lain pendukungan.

“Sosok beliau tegas dengan disiplin pendidikan militer yang telah ditempuh baik  dan mampu memahami persoalan bangsa ini sangat dibutuhkan untuk kepemimpinan ke depan”, sebutnya.

Jelang pelaksanaan konvensi Demokrat, nama Pramono memang santer terdengar. Terlepas dari kontroversi yang melekat pada ajang tersebut, putra Jendral Purnawirawan Sarwo Edhie Wibowo (alm) itu diperhitungkan sebagai calon kuat di konvensi partai berlambang merci itu.