Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tedjowulan: Keluarga Keraton Bersedia Terima Mediasi

Maha Patih KGPH Panembahan Agung Tedjowulan menyatakan pihaknya siap menerima mediasi yang akan dilakukan

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tedjowulan: Keluarga Keraton Bersedia Terima Mediasi
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Raja Keraton Surakarta Hadiningrat SISKS Paku Buwono XIII (duduk, tengah) didampingi KGPH PA Tedjowulan (duduk, kanan) dan Humas Keraton Surakarta Bambang Pradotonagoro memberi keterangan kepada jurnalis perihal konflik antarkubu keluarga keraton tersebut di Keraton Surakarta Hadiningrat, Solo, Jawa Tengah, Selasa (27/8/2013). Kondisi keraton tersebut telah berangsur kondusif setelah sehari sebelumnya terjadi perseteruan antarkubu yang diwarnai aksi pendobrakan pintu tempat tinggal SISKS PB XIII. KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO 

TRIBUNNEWS.COM, PURWOKERTO - Maha Patih KGPH Panembahan Agung Tedjowulan menyatakan pihaknya siap menerima mediasi yang akan dilakukan Wali Kota Surakarta guna mengakhiri konflik di Keraton Surakarta.

"Pak Wali Kota rencananya pada September akan mempertemukan putra-putri mendiang Pakoe Boewono (PB) XII dan
keluarga keraton," katanya saat memberikan gelar kehormatan kerabat Keraton Surakarta kepada Bupati Banyumas
Achmad Husein, di Pendopo Si Panji, Purwokerto, Sabtu (31/8/2013).

Ia mengatakan, seluruh keluarga keraton sudah tanda tangan dan sepakat untuk mediasi yang difasilitasi pemerintah.
Menurut dia, konflik di Keraton Surakarta itu terjadi karena Sisuhunan PB XIII tidak tegas.

"Bila ada lembaga yang mendorong pengukuhan saya (sebagai Maha Patih) dinyatakan tidak sah, seharusnya membuat
surat yang membatalkan itu," katanya.

Lebih lanjut, Tedjowulan mengaku siap mendukung apapun keputusan yang dihasilkan dalam mediasi yang dilakukan Wali
Kota Surakarta. Dia juga mengharapkan semua pihak juga harus mematuhi keputusan tersebut.

Disinggung mengenai usulan agar Sri Sultan Hamengkubuwono X ikut menjadi mediator, dia mengatakan bahwa
kemungkinan usulan tersebut diajukan oleh masyarakat karena pihak keraton tidak ada yang mengusulkannya.

"Mungkin dari luar keraton yang mengusulkan agar Sri Sultan Hamengkubuwono X ikut menengahi permasalahan ini,"
katanya.

Berita Rekomendasi

Tedjowulan juga mengaku heran karena tidak terlibat dalam aksi penghadangan di depan gerbang Keraton Surakarta
namun diperiksa oleh penyidik dari kepolisian.

"Di depan polisi, saya katakan kalau saat itu saya sedang berada di rumah bersama istri dan abdi dalem lainnya.
Saya juga diminta untuk tidak boleh kemana-mana," kata dia menjelaskan.

Ia mengatakan akan mengambil sikap tegas jika konflik di Keraton Surakarta terus berlarut-larut. Menurut dia,
sikap tegas tersebut akan terlihat pascapertemuan yang difasilitasi Wali Kota Surakarta.

Bahkan, dia menilai konflik di Keraton Surakarta sulit diselesaikan karena telah memasuki ajang kepentingan
politik.

Akan tetapi, dia tidak menyebutkan pihak yang diduga memanfaatkan konflik tersebut. Tedjowulan mengatakan gelar
kehormatan kerabat Keraton Surakarta yang diberikan kepada Bupati Banyumas Achmad Husein, yakni Kanjeng Pengeran
Haryo Adipati Purbowinoto.

Menurut dia, Bupati Banyumas merupakan satu-satunya bupati yang mendapat sebutan adipati. "Dari bupati-bupati yang
sudah mendapatkan, hanya Banyumas yang dapat sebutan adipati dalam gelar yang diberikan oleh Keraton Surakarta,"
katanya.

Ia mengatakan wilayah Banyumas memiliki hubungan sejarah karena sebagai jalan atau tapak cikal bakal Keraton
Surakarta.

"Tanah ini (Banyumas), bagian tanah leluhur yang menjadi cikal bakal Kerajaan Solo. Saya di sini merasa ada
hubungan sejarah," katanya. (ant)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas