Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Guru SD Ini Dinonaktifkan karena Cium Bibir Siswinya

AR, seorang guru di Pamekasan, Jawa Timur, harus membayar mahal perbuatannya yang menciumi bibir siswinya sendiri, beberapa waktu lalu.

zoom-in Guru SD Ini Dinonaktifkan karena Cium Bibir Siswinya
KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN
AR akhirnya diberi sanksi atas perbuata asusila terhadap siswinya yang masih kelas VI SD. 

TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN - AR, seorang guru di Pamekasan, Jawa Timur, harus membayar mahal perbuatannya yang menciumi bibir siswinya sendiri, beberapa waktu lalu.

Dinas Pendidikan Pamekasan, akhirnya memberikan sanksi berat kepada guru SDN Jungcangcang VI, Kelurahan Jungcangcang, Pamekasan, Jawa Timur tersebut.

AR, dinonaktifkan sebagai guru dan ditarik sebagai staf di Kantor Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Kota Pamekasan.

Kepala Disdik Pamekasan Muhammad Yusuf Suhartono menjelaskan, sanksi kepada AR sifatnya hanya sementara. Sedangkan, sanksi tegas kepada yang bersangkutan masih menunggu keputusan Bupati.

Sanksi itu diberikan kepada AR bertujuan untuk perbaikan dan untuk menjaga kondusivitas di sekolah AR mengajar. "Kalau tidak segera kami ambil tindakan, kami khawatir ada aksi dari masyarakat karena kekecewaan atas tindakan AR kepada anak didiknya," kata Yusuf, Rabu (11/9/2013).

Menyusul sanksi tersebut, siswi ES yang menjadi korban AR mengurungkan niatnya untuk pindah sekolah.

Sementara Bupati Pamekasan, Achmad Syafii mengistruksikan kepada disdik setempat dan Inspektorat, untuk melakukan penyelidikan terhadap AR. Apapun alasannya, tindakan AR di lembaga pendidikan sudah mencoreng nama baik Kabupaten Pamekasan sebagai kota pendidikan.

BERITA TERKAIT

Bahkan Syafii mengaku bakal menjatuhkan sanksi kepada AR, jika nanti hasil penyelidikan Disdik dan Inspektorat benar-benar terbukti adanya tindakan asusila.

Sebelumnya diberitakan bahwa, ES, siswi kelas VI sedang istirahat di kelasnya. Saat itu, ES kemudian didatangi oleh AR dan diciumi pipi dan bibirnya. Kejadian itu membuat trauma ES dan sempat menjadi anak pemurung di rumah dan di sekolah.

Kejadian itu enggan disampaikan kepada kedua orang tuanya, dan hanya dituliskan ES di dalam buku harian.

Beberapa hari kemudian, buku itu diketahui orangtua ES dan dibaca isinya. Akhirnya ES berani terus terang kepada orangtuanya soal peristiwa yang menimpa dirinya di sekolah.

Untuk memastikan kejadian tersebut, orangtua ES mendatangi sekolah dan bertemu langsung dengan AR. Di sekolahnya, saat AR dipertemukan dengan orangtua ES, guru itu mengelak semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas