Ribuan Polisi dan TNI Siaga di Jember
Hingga Rabu (11/9/2013) malam, ribuan polisi dan TNI masih disiagakan di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Jembe
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jember — Hingga Rabu (11/9/2013) malam, ribuan aparat kepolisian dan TNI masih disiagakan di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur, pasca-kerusuhan antardua kelompok masyarakat di wilayah itu.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lapangan, tampak puluhan anggota kepolisian bersenjata lengkap menjaga lokasi Pondok Pesantren (Ponpes) Darus Sholihin, yang rusak parah seusai dirusak massa. Bahkan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Inspektur Jenderal Unggung Cahyono, Rabu malam, langsung meninjau lokasi kejadian.
"Kami menerjunkan delapan Satuan Setingkat Kompi (SSK) dari Satbrimob dibantu empat SSK dari TNI," ujarnya.
Penjagaan ketat itu, kata Kapolda, akan terus dilakukan hingga situasi di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, benar-benar kondusif. "Saya sudah berkoordinasi dengan Pangdam V Brawijaya untuk menjaga situasi agar tetap kondusif," katanya.
Sebelumnya diberitakan, warga yang menyerang masjid dan Ponpes Darus Sholihin pada Rabu (11/9/2013) diperkirakan berjumlah 30 orang. Namun, perbuatan mereka membuat kerusakan cukup parah. Mereka leluasa merusak fasilitas, seperti masjid dan bangunan lainnya serta 41 motor, karena saat itu pesantren sedang kosong ditinggal karnaval.
Semua murid mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, dan SMK Darus Sholihin mengikuti karnaval pukul 13.30 WIB. Karnaval itu sebenarnya sudah dilarang karena berpotensi menimbulkan persoalan. Namun, para orangtua tetap meminta karnaval digelar.
Untuk melarang karnaval itu, polisi sampai memblokade jalan masuk dan keluar menuju ponpes itu. Namun, murid yang sudah bersiap karnaval nekat menerobos barikade yang dibuat polisi. Akhirnya barikade dibuka dan peserta memulai karnaval.
Sekitar 30 menit peserta karnaval berjalan, sebanyak 30 orang datang sambil membawa parang. Kala itu tidak ada polisi di sekitar ponpes dan masjid.
Polisi berjaga di barikade di sebelah barat ponpes, sedangkan warga penyerang menerobos dari arah timur yang tidak begitu terjaga.
“Katanya ada polisi, tetapi kok mereka bisa masuk. Saya tidak tahu pasti kejadiannya karena tadi kita sedang karnaval. Sampai sini semua sudah rusak, bahkan ada yang dibakar,” ujar Abdul Rohim, ustaz Ponpes Darus Sholihin.