Ginan Harus Dirawat Intensif karena Mulut Masih Menganga
Ginan Septian Nugraha, masih akan mendapatkan perawatan intensif di RSHS, setidaknya hingga 28 hari.
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pasca-operasi pengambilan tumor yang menempel di mulut bayi kembar siam parasit (conjoint twin tarastic), Ginan Septian Nugraha, masih akan mendapatkan perawatan intensif di RSHS, setidaknya hingga 28 hari.
Menurut Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dr Bayu Wahyudi, mereka belum bisa mengizinkan Ginan kembali ke rumah orangtuanya, karena kondisi mulut Ginan masih menganga atau.
"Pasca-operasi, kondisi bayi stabil, sehat. Hanya memang kondisinya masih seperti itu (mulut terbuka). Karenanya, bayi harus tetap berada di rumah sakit untuk perawatan," katanya di RSHS, Jumat (28/9/2013).
Pihak rumah sakit, lanjutnya, masih harus melakukan pemeriksaan, terutama terkait kondisi mulut Ginan. Pihak RSHS berharap kondisi mulut Ginan menjadi normal seperti bayi lain.
"Nanti diperiksa ototnya, saraf, dan sendi-sendi di sekitar mulut, agar mulut bayi berfungsi normal, ada kemungkinan juga bisa dilakukan rekonstruksi (pemulihan kondisi mulut dengan cara operasi)," jelasnya.
Ginan adalah anak dari Aep Supriatna (36) dan Yani Mulyani, warga Kampung Cikadu RT 28/10 Desa Ciroyom Hilir, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Ginan terlahir normal di rumahnya. Namun, saat dilahirkan, terdapat daging yang menempel di mulut. Belakangan diketahui daging tersebut ternyata tumor atau parasit yang berjenis epicnatus teratoma.
Tumor ini menempel pada bagian lidah dan rahang bagian bawah. Karena ada bagian lidah yang terpaksa dipotong, Ginan akan mengalami gangguan fungsi mulut seperti gangguan bicara serta indra pengecap. (*)