Gubernur Kalbar Bantah Todongkan Senjata Api ke Warga
membantah telah melakukan penodongan pistol ke salah satu warga
TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, membantah telah melakukan penodongan pistol ke salah satu warga saat berada di Bodok, Kabupaten Sanggau.
"Itu tidak benar, saya tidak pernah mencabut senjata lalu menodongkan pistol tersebut ke orang lain," ungkap Cornelis.
Cornelis menceritakan kronologis yang sebenarnya bahwa saat itu dirinya yang pulang dari pelantikan Sekda Sanggau saat di perjalanan adanya keramaian dan ada yang meneriaki rombongannya saat melintasi di dekat warung kopi.
"Kami sudah lewat kira-kira tiga menit dan saat itu saya tidur di dalam mobil dan sudah berganti baju dan jas dibuka menggunakan baju kaos saja," ungkapnya.
Menurutnya, memang senjata api tetap melekat di pinggang menggunakan sabuk dan sarungnya, sedangkan, magasin sudah disimpan di lain tempat. Karena para pengawal yang berada di belakang berhenti ada dari Polri dan Pol PP, tiba-tiba kendaraan yang ditumpangi Gubernur juga berhenti dan Cornelis langsung meminta untuk memundurkan kendaraan.
"Saya bilang ada apa dan saya minta mobil untuk mundur dan disitu ada ramai-ramai ada beberapa para pengawal termasuk Satpol PP dan adanya anggota Polisi juga," katanya.
Saat Gubernur turun dengan tergesa-gesa dan menanyakan permasalahan yang terjadi, para pengawal mengatakan ada yang meneriaki rombongan dan Gubernur pun tidak mempermasalahkan hal tersebut.
"Saat saya turun lalu saya tanya ada apa dan ada yang pakai baju nomor tiga (nomor pasangan Pilkada Sanggau yang kalah-red) saya tanya sama dia ngapa bah kau gitu dengan kami sudah kalah ya sudah saya pegang pundaknya. Memang saat itu baju saya agak sedikit naik ke atas karena buru-buru tadi dan kemungkinan pistol nampak," ujarnya.
Cornelis mengatakan mungkin karena senjata terlihat sehingga dirinya dianggap menodongkan pistol.
"Saya sempat katakan kepadanya lain kali tidak boleh begitu, lalu ada polisi dari Bodok saya minta agar orang tersebut dibawa pergi karena sudah ramai takut terjadi apa-apa sehingga langsung diamankan polisi," katanya.
"Saat itu datanglah camat, polisi, koramil lalu saya ajak sekalian ngopi kita nongkrong dan orang-orang pada bertanya ada apa. Saya katakan tidak ada apa-apa kita ngopi saja. Jadi kami ngopilah ramai-ramai," ujarnya.
"Jadi tidak benar saya menodongkan pistol. Ngapa pula saya menodongkan pistol, sedangkan ia merupakan pendukung adik ipar saya dari nomor tiga," tegas Cornelis lagi.
Gubernur mengkhawatirkan adanya kejadian tersebut dan adanya isu bahwa dirinya menodongkan pistol ada yang sengaja memprovokasi mau mengadu.
"Jadi adanya isu ini jangan sampai ada orang yang sengaja memprovokasi dan mengadu ini yang kita khawatirkan," tegasnya.
Tentang kepemilikan pistol Cornelis, dalam berita kemarin disebutkan oleh Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Kalbar Numsuan Madsun bahwa Gubernur Kalbar Cornelis mempunyai izin resmi sebagai bagian dari perlindungan diri sebagai pejabat Pemerintah.
Sebelumnya, Yustinus Jhony Tampubolon alias Jhony Jingko melaporkan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis ke Mabes Polri dengan dugaan kasus penganiayaan.
Ia melaporkan Cornelis dengan tuduhan pasal 170 KUHP dan atau Pasal 352 KUHP. Bareskrim Polri menerima laporan Jhony Jingko dengan nomor laporan polisi TBL/638/IX/2013/2013 tanggal 30 September 2013.
Jhony kepada wartawan menuturkan peristiwa terjadi Kamis (26/9/2013) sekitar pukul 16.30 WIB. Rombongan Gubernur saat itu melintas di jalan setelah mengahadiri acara pelantikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sandow.
Ketika sedang melintas rombongan gubernur tersebut, Jhony bersama temannya yang kebetulan sedang beristirahat di sebuah warung kopi, tiba-tiba temannya bertanya kepada Jhony mana mobil gubernur yang berada dalam iring-iringan.
Kemudian Jhony pun menunjukkan mobil tersebut dengan tangannya sambil menunjuk. Entah bagaimana tiba-tiba ajudan sang gubernur menghampiri Jhony dengan wajah yang tidak ramah.
Cekcok mulut pun terjadi antara Jhony dengan ajudan gubernur, Jhony yang sempat bertanya 'apakah ada aturan menunjuk mobil pejabat?' Justru dibalas dengan kata-kata keras ajudan gubernur Kalbar.
Saat situasi memanas, ajudan gubernur lainnya yang mengenakan pakaian safari mendatangi Jhony, sementara teman-teman Jhony yang lain memilih menghindar. Bahkan teman Jhony karena takut terjadi apa-apa dengan mobilnya, ia pindahkan mobil yang dibawanya.
Tidak lama kemudian datang Gubernur Cornelis dan duduk disamping Jhony. Tidak disangka sang gubernur dikatakan Jhony membuka sedikit bajunya di pinggang dan memperlihatkan sebuah pistol.
Setelah itu, sang gubernur pun memesan segelas kopi dan meminumnya, kemudian Jhony pun diamankan di Polsek yang ada di wilayah tersebut.