Ekspor Karet dan CPO Jambi Sedang Lesu
saat ini kondisi komiditi ekspor andalan Jambi baik CPO, karet maupun hasil pertanian sedang menurun.
Editor: Budi Prasetyo
Laporan wartawan Tribun Jambi, Rida Efriani
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI ‑ Karet sebagai komoditi unggulan Jambi mengandalkan pangsa pasar Eropa dan Amerika. Hal inilah yang menyebabkan nilai ekspor tersebut bergantung kondisi ekonomi di negara tersebut.
Meskipun sudah sejak lama mewacanakan untuk ekspansi ke negara lain namun menurut Kabid Perdagangan Luar Negeri (PLN) Disperindag Provinsi Jambi, M Yamin, hal tersebut sulit dilakukan. "Negara yang lain juga ada. Tapi kebutuhannya tidak sebesar di Eropa dan Amerika. Negara industri mobil kan di sana," ungkapnya kepada Tribun, Jumat (4/10/2013),
Diungkapkan Yamin, saat ini kondisi komiditi ekspor andalan Jambi baik CPO, karet maupun hasil pertanian sedang menurun. Ini karena harga di pasaran sedang tidak bersahabat. Selain itu untuk ekspor batu bara, keadaanpun dipersulit transportasi. "Kalau ekspor karet mungkin kontrak‑kontraknya pada bulan September lalu sudah habis. Belum diperpanjang," jelasnya.
Ekspor ini melalui tiga pelabuhan yaitu Tungkal, Sabak dan Talang Duku. Kata Yamin, jika dilihat perbulannya kebanyakan ekspor dilakukan di Pelabuhan Talang Duku. Namun nilai ini bisa berubah saat terjadi ekspor batu bara di Sabak yang nilainya sangat besar. Begitupun impor, juga melalui tiga pelabuhan itu. Namun tidak semua produk impor yang masuk ke Jambi melewati pelabuhan di Jambi.
"Kalau impor aspal tidak lagi di Jambi. Tapi melalui Palembang atau Lampung. Yang lain juga ada seperti beras, gula itu dari Surabaya. Kalau impor kita banyak berbentuk barang modal seperti mesin. Itu PT WKS kalau sudah mengimpor garam, nilai impor kita bisa langsung tinggi. Impor dia paling banyak. Kalau tidak salah tiga bulan sekali dia impor," jelas Yamin.
Pada Agustus 2013, impor menurun karena keperluan di sektor industri dan komoditi makanan dengan masing‑masing menurun 59,67 persen dan 33,50 persen. Untuk kelompok mesin dan alat angkutan nilai impornya menunjukkan penurunan 31,90 persen dan 29,47 persen.
Impor mesin dan alat angkutan memang paling besar yakni 62,71 persen dari total impor sedangkan impor hasil bahan kimia dan sejenisnya hanya 15,35 persen.
Sementara itu jika dibandingkan tahun lalu, nilai ekspor provinsi Jambi pada Agustus 2013 cenderung naik. Dari US $ 118,88 juta pada Agustus 2012 menjadi US $157,48 juta. Kenaikan ini karena adanya kenaikan ekspor Migas sebesar 152,48 persen, dan komoditi lainnya. (rep)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.