FMN: Pertemuan APEC Hanya Untungkan Amerika Serikat
Penyelenggaraan APEC di Nusa Dua, Bali, kembali menuai penolakan dari rakyat berbagai daerah di Indonesia.
Laporan Wartawan Tribun Timur Ansar
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Penyelenggaraan Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) di Nusa Dua, Bali, kembali menuai penolakan dari rakyat berbagai daerah di Indonesia.
Kali ini, Front Mahasiswa Nasional (FMN) Cabang Kota Makassar, menolak pertemuan APEC yang disebut sebagai hanya momentum konsolidasi imperialis yang dipimpin Amerika Serikat untuk segera mengakhiri krisis perekonomian mereka sejak 2008 silam.
Organisasi massa mahasiswa yang berslogan anti-imperialisme ini, memprotes pertemuan tersebut dengan menggelar aksi massa di bawah jembatan layang jalan Urip Sumoharjo, Minggu (6/10/2013).
FMN, berunjuk rasa menolak skema regional anti rakyat dan meminta agar ada kerja sama yang adil dan mengabdi pada rakyat.
Koordinator aksi FMN Makassar, Surahman, mengatakan pertemuan APEC pada 1-8 Oktober 2013 ini adalah bukti konkret imperialisme AS semakin menunjukkan watak aslinya yang eksploitatif, ekspansif, dan akumulatif atas modal dalam menguasai negara-negara berkembang di Asia Pasifik, khususnya Indonesia.
"Pertemuan KTT APEC sejatinya bukanlah skema kerjasama regional yang independen. Sebab, di dalamnya tertancap kiat intervensi dan dominasi imperialisme AS melalui pemerintahan sekutunya di Asia Pasifik, khususnya SBY," ungkap Korlap, Surahman saat berorasi
Imperialisme AS, kata dia, terus mendorong seluruh negara Asia Pasifik untuk menerima dan mengadopsi seluruh skema kerjasama yang timpang sebelum nantinya disempurnakan dalam pertemuan World Trade Oranization (WTO).
"Melalui agenda APEC yang ditindak lanjuti melalui pertemuan WTO, akan semakin merampas hak-hak dasar rakyat. Terutama perampasan dan monopoli atas tanah oleh negara dan tuan tanah besar serta bojuasi besar komprador melalui perkebunan, pertambangan dan pertanian skala luas. Sementara, sarana dan hasil produksi akan dikontrol penuh melalui mekanisme negara maju," lanjutnya.
Sedangkan dalam sektor pendidikan, lanjut Surahman, pertemuan APEC juga akan membahas sejumlah konsep tentang kerjasama pendidikan untuk mempermudah pendistribusian ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan prinsip lintas regional dan global.
"Dengan demikian, pendidikan akan dijadikan sebagai sektor jasa untuk menguntungkan perusahaan-perusahaan raksasa imperialisme melalui investasi modal di sektor pendidikan Indonesia. Esensi dari liberalisme pertemuan APEC adalah, perdagangan monopoli liberalisme AS yang berorientasi untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya di sektor pendidikan Indonesia," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.