Gadis Bireuen Korban Trafficking
Abidah (25), perempuan asal Gampong Gle Mendong, Kecamatan Simpang Mamplam, Bireuen, menjadi korban perdagangan
Editor: Hendra Gunawan
![Gadis Bireuen Korban Trafficking](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/abidah-korban-trafficking.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, BIREUEN -- Abidah (25), perempuan asal Gampong Gle Mendong, Kecamatan Simpang Mamplam, Bireuen, menjadi korban perdagangan manusia (trafficking) ke Malaysia. Namun, gadis lugu kelahiran 1988 itu, Sabtu (5/10/2013) malam berhasil dibawa pulang ke rumah orang tuanya di Gampong Gle Mendong.
Awalnya sekitar tiga tahun lalu, Abidah yang kini disapa Bella dibawa oleh keluarga dekatnya ke Peudada untuk diserahkan kepada orang atau agen yang akan mempekerjakannya ke Malaysia. Abidah kemudian dibawa ke Bireuen dan Lhokseumawe serta ke Banda Aceh hingga ke Malaysia dan dijual sebagai pembantu rumah tangga.
Baru sekitar enam bulan lalu keluarga korban yang mengetahui Abidah telah dijual ke Malaysia, melaporkan kepada Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Sejahtera (BPMPKS) Aceh dan polisi. Atas laporan tersebut, pihak BPMPKS Aceh bersama tim khusus Polda Aceh serta Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Aceh, menindaklanjuti kasus itu.
Tim tersebut bersama keluarga korban segera mencari informasi keberadaan Abidah di negeri jiran, Malaysia. Akhirnya Abidah berhasil ditemukan setelah warga Aceh di Malaysia menyerahkan korban ke Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia.
Sekitar Maret 2013 tim khusus dari Aceh itu (BPMPKS, Polda Aceh, dan BP3A) bertolak ke Malaysia untuk menjemput korban.
Kepala BPMPKS Aceh, Dahlia MAg kepada Serambi saat mengantarkan Bella (yang bernama asli Abidah) kepada orang tuanya di Gampong Gle Mendong, Sabtu (5/10) malam mengatakan, Bella merupakan salah seorang korban trafficking yang dijual oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga.
Namun, ia berhasil dibawa pulang ke Aceh. Proses pemulangan Abidah ke Tanah Air pun cukup rumit, sehingga membutuhkan waktu dan biaya yang lumayan besar. Tapi akhirnya gadis lugu asal desa pedalaman Bireuen itu berhasil berkumpul kembali bersama keluarganya.
Dahlia yang didampingi petugas khusus Polda Aceh mengatakan, proses pemulangan Bela dari Malaysia ke Aceh ikut melibatkan pihak International Police (Interpol). “Sebelum kami berangkat ke Malaysia untuk menjemput Bella yang sudah diamankan di KBRI di Malyasia, kami terlebih dulu berkoordinasi dengan pihak Interpol,” kata Dahlia yang dibenarkan oleh staf khusus Polda Aceh yang tak mau namanya dipublikasi.
Menurut Dahlia, selain harus berkoordinasi dengan Interpol, pihaknya juga harus membayar kompensasi atau ganti rugi kepada Polisi Diraja Malaysia sebesar 4.000 ringgit atau sekitar Rp 12 juta. “Tapi yang terpenting, alhamdulillah, Bella kini sudah berkumpul lagi bersama keluarganya,” pungkas Dahlia. (c38)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.