Waspadai Penipu yang Mengaku Guru BK di Yogyakarta
Hari Rabu (9/10/2013), Aiptu Suyono tiba-tiba lemas saat mendapat telepon dari nomor yang tidak dikenal.
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dwi Nourma Handito
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Hari Rabu (9/10/2013) Pukul 11.20 wib, Aiptu Suyono tiba-tiba lemas saat mendapat telepon dari nomor yang tidak dikenal.
Si penelpon mengabarkan, anak kesayanganya, Alit Varen, mengalami kecelakaan dan terkena pendarahan di otak dan harus mendapatkan segera pertolongan.
Kabar tersebut, tentu membuat anggota polisi yang berdinas di Polsek Keraton ini terkejut. "Saat itu saya tiba-tiba lemas dan stres ketika ada yang menelepon mengabarkan anak saya kecelakaan," kata Suyono.
Beruntung, instingnya sebagai polisi tak langsung membuatnya terbawa emosi. Ia mencoba mengklarfisikasi informasi tersebut, dengan menghubungi balik pihak sekolah. Ternyata benar, pihak sekolah menepis kabar bahwa anaknya terkena kecelakaan dan dirawat dirumah sakit.
Setidaknya, ada 12 orangtua dari siswa SMA 4 Yogyakarta menerima telepon gelap yang mengatas namakan Shinta, guru BK dan memberitahukan bahwa anaknya terkena kecelakaan, Rabu (9/10). Hal tersebut diutarakan oleh Muhammad Abdul Malik, guru BK SMA 4 Yogyakarta.
"Kemarin ada beberapa orangtua siswa yang mendatangi sekolah, mereka mendatangi sekolah karena mendapat telepon yang mengatasnamakan Shinta yang merupakan guru BK, Padahal di sini nggak ada yang namanya Shinta," ujar Abdul Malik.
Menurut Abdul Malik, para orangtua kemudian mendatangi sekolah. Beberapa di antara mereka sudah tampak panik dan histeris ingin mengetahui kabar anaknya. "Karena memperoleh kabar bahwa anaknya kecelakaan jatuh dari tangga sekolah dan menderita gegar otak dan dirawat di RS Sardjito. Sebagai Orangtua pasti akan panik dengar hal seperti itu, padahal para siswa sedang ujian semua," ujarnya.
Penelpon gelap tersebut juga meminta orangtua korban segera mengirimkan uang untuk keperluan medis, dan harus dilakukan cepat. "Menurut laporan orangtua siswa, mereka diminta untuk menransfer uang yang bervariasi jumlahnya, ada yang Rp 15 juta ada yang Rp 21 Juta," Ujar Abdul Malik.
Yang mengherankan pihak sekolah adalah, orang yang menghubungi orangtua siswa ini mengetahui nomor dan nama siswa. "Padahal database yang ada disekolah tidak ada yang keluar," tambah Abdul Malik.
Wakasat Reskrim Polresta Yogyakarta AKP Ilyas menjelaskan, kasus penipuan melalui telepon atau sms yang saat ini marak terjadi masyarakat harus selalu waspada. "Masyarakat jangan mudah percaya, atau mudah tergiur kalau ada penawaran hadiah, serta harus mengroscek terlebih dahulu benar atau tidak untuk masalah yang meminta transfer untuk biaya medis kecelakaan," Ujar AKP Illyas.
Menurutnya selain itu masyarakat jangan langsung percaya dengan orang lain yang belum dikenal, sikap kewaspadaan juga harus selalu ditanamkan. Masyarakat juga diharap melaporkan ke Kepolisian apabila terkena atau mengetahui kasus tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.