Situs Majapahit di Trowulan Bisa Sebesar Colosseum Roma
Arkeolog Dwi Cahyono, memberi dukungan terhadap perlindungan situs purbakala Trowulan dari "invasi" pabrik baja.
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Arkeolog dari Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono, memberi dukungan terhadap perlindungan situs purbakala Trowulan dari "invasi" pabrik baja.
Dwi menyebut, kawasan Trowulan sangat mungkin menjadi jejak peninggalan peradaban tua yang bisa membelalakkan mata dunia.
"Selama ini, di Trowulan itu kan belum pernah adanya total excavation, atau penggalian total. Kalau itu dilakukan, saya dan kalangan arkeolog lain yakin, ada situs yang jauh lebih besar dari yang sudah ditemukan saat ini. Colosseum Roma ada juga lewat total excavation," sebut Dwi Cahyono, menjawab pertanyaan Surya, Selasa (15/10/2013).
Menurut Dwi, Trowulan, yang dulunya menjadi ibukota pemerintahan Majapahit, merupakan cagar budaya yang sangat penting.
Bagaimana peradaban ketika itu menata kotanya, akan menjadi sebuah peninggalan sejarah yang tak ternilai oleh apapun.
"Apa yang ada di Trowulan, merupakan mata rantai dari peradaban besar manusia Indonesia. Kita akan sangat merugi kalau kawasan ini rusak karena industrialisasi," sebutnya.
Dwi sendiri mengakui, mustahil untuk mensterilkan Trowulan dari segala aktivitas. Ini karena Trowulan punya luasan yang sangat luas.
Tidak hanya disekitar situs yang ada, tapi menurut Dwi Cahyono, peninggalan peradaban Majapahit di Trowulan, terbentang sepanjang Mojokerto.
"Yang harus dilakukan pemerintah adalah memberi kesempatan para ahli untuk melakukan total excavation, meski tidak harus di seluruh kawasan. Yang tak kalah penting, adalah kejelasan aturan main untuk pemanfaatan lahan disana. Ingat, kita tidak bisa memperbarui situs sejarah yang telah rusak," cetus dia. (ab)