Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pejuang Keistimewaan Yogyakarta jadi Panitia Pesta Rakyat

Ratusan masyarakat Yogyakarta memenuhi pelataran Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949, Selasa (22/10/2013).

zoom-in Pejuang Keistimewaan Yogyakarta jadi Panitia Pesta Rakyat
AFP/LALA
GKR Hemas memandikan putrinya, GKR Hayu dalam acara siraman calon pengantin wanita di Bangsal Sekar Kedhaton, Keraton Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Senin (21/10/2013). Prosesi ini merupakan bagian dari acara royal wedding antara GKR Hayu dan KPH Notonegoro. Prosesi Royal Wedding Keraton Yogyakarta pernikahan putri keempat Sultan Hamengku Buwono X tersebut berlangsung 21-23 Oktober 2013. AFP PHOTO / LALA 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Ratusan masyarakat Yogyakarta memenuhi pelataran Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 untuk menyaksikan Pesta Rakyat Dhaup Ageng GKR Hayu dan KPH Notonegoro.

Pesta Rakyat ini diadakan pada Selasa (22/10) sejak pukul 15.00 wib hingga 00.00 wib. Sebanyak 18 grup seni tradisional dan modern menjadi pengisi acara pesta rakyat.

Masing-masing kelompok, mendapat jatah waktu 15 hingga 30 menit untuk tampil. Adapun ratusan penonton yang hadir duduk bersila di sekitar pelataran, menghadap ke panggung yang terletak di depan monumen.

Sementara di luar pelataran, pedagang asongan menjajakkan dagangan mereka. Terdapat beberapa penjual makanan, minuman, dan souvenir di trotoar depan pelataran monumen.

Menurut Koordinator Acara  Pesta Rakyat Dhaup Ageng GKR Hayu dan KPH Notonegoro,  Wahyana Giri MC, tujuan diadakannya acraa tersebut adalah sebagai wujud syukur rakyat kepada Ngarso Dalem Sri Sultah HB X yang mantu untuk terakhir kalinya.

"Kami ingin menunjukkan seberapa besar rasa turut memiliki rakyat Yogyakarta terhadap Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat.

Menurut Wahyana, sebanyak 15 panitia Pesta Rakyat tersebut sebagian besar adalah orang-orang  yang dulu ikut memperjuangkan status keistimewaan DIY dalam Sekretariat Bersama Keistimewaan Yogyakarta.

Berita Rekomendasi

Para pengisi acarapun sebagian besar kelompok yang dulu juga aktif ikut memperjuangkan keistimewaan.

"Selama sekitar dua minggu masa persiapan, kami berhasil mengumpulkan kedelapanbelas pengisi acara. Sebenarnya masih ada banyak yang ingin datang, tapi harus kami stop karena jatah waktu yang tidak cukup," katanya.

Wahyana mengatakan, telah beberapa kali melakukan koordinasi dengan pihak Keraton. "KPH Purbodiningrat, menantu Sri Sultan, adalah pelindung acara Pesta Rakyat," katanya.

Menurut Wahyana, pihaknya tidak secara khusus melakukan promosi selain melalui rilis pres. "Kami tidak secara khusus mengundang siapapun. Jadi ratusan pengunjung yang datang tersebut adalah rakyat Jogja yang memang ingin ikut serta merayakan pernikahan agung," katanya sambil tersenyum. (nbi)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas