Pro Fauna Amati Migrasi Elang China ke Pulau Jawa
Biasanya mereka menetap di sana (Nusa Tenggara Timur) atau Sulawesi
Laporan wartawan surya, Iksan Fauzi
TRIBUNJATIM.COM,BATU- Aktivis Pro Fauna mengamati migrasi elang alap china (accipiter soloensis), elang alap nipon (accipiter gularis), dan elang sikep madu asia (pernis ptilorhynchus) di Gunung Banyak Kota Batu, Rabu (23/10).
Ketiga elang tersebut mengalami migrasi karena terjadi perubahan iklim di bagian kutub utara.
Penyebab migrasi karena di belahan bumi utara sedang musim dingin, mereka meninggalkan daerah itu untuk ke tempat hangat. Selain itu makanan di sana sulit didapat.
Pengamat Elang dari Pro Fauna, Made Astuti saat mengamati mengatakan, elang alap china berasal dari China.
Para rombongan elang migrasi ke Indonesia untuk mencari tempat hangat. Di China pada saat ini terjadi musim salju.
Jalur migrasi elang tersebut dari China menuju Thailand, Malaysia, Singapura, Riau, Jambi, Palembang, Lampung, lalu Jawa. Usai dari Jawa, mereka akan migrasi ke Nusa Tenggara Timur.
"Biasanya mereka menetap di sana (Nusa Tenggara Timur) atau Sulawesi. Elang ini senang masuk ke indonesia karena merupakan daerah tropis dan banyak jenis makanan," kata Made.
Dari pengamatan selama ini, pada saat migrasi, elang tersebut membantu mengendalikan hama pertanian, seperti ular, tikus, tupai, serta jenis serangga seperti belalang.
Setiap berhenti di suatu tempat, rombongan elang itu istirahat sekitar dua hari lalu melanjutkan perjalanan lagi.
"Biasanya tempat mereka istirahat itu di pegunungan, makanya sekarang kami juga mengamati dari gunung ini (Gunung Banyak)," paparnya.
Rute Elang China dengan Elang Nipon (Jepang) berbeda. Kalau Elang Nipon rute migrasinya ke Indonesia melalui -Taiwan, Filipinan, lalu masuk ke Kalimantan.
Namun, baik Elang China maupun elang Nipon akan balik ke negara masing-masing sekitar Januari-hingga Maret.
"Untuk kembali, kami belum pernah mencatat karena faktor cuaca. Hanya kedatangan saja," terangnya.
Pada saat pengamatan, aktivis ini mendapatkan rombongan sekitar tujuh ekor elang. Pengamatan lalu dilanjutkan sampai sekitar pukul 10.00.
Biasanya, kata Made, satu rombongan elang bisa sampai 50 ekor. Dan migrasi itu terjadi setiap hari, terutama pada bulan September hingga Oktober.
Pada bulan September mereka baru berangkat migrasi, sampai di Jawa bulan Oktober.
"Tiga jenis elang itu biasanya bisa migrasi bersama-sama. Hampir setiap hari ribuan elang yang migrasi," ujarnya.
Sistem terbang elang berbeda dengan jenis burung lainnya. Elang memanfaatkan panas bumi. Semakin panas, mereka terbang semakin tinggi.
Gunanya untuk mempercepat peluncuran ke tempat yang dituju.
"Kalau di atas jam 12.00, mereka terbang tinggi antara 2.000-4.000 mdpl (meter di atas permukaan laut)," jelasnya.