Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Trafo Made in Surabaya Ternyata Sudah Mendunia

Surabaya ternyata memiliki industri lokal pembuat transformator atau trafo, yang mampu bersaing di bidang kelistrikan internasional.

zoom-in Trafo Made in Surabaya Ternyata Sudah Mendunia
Ilustrasi Trafo 

Laporan Wartawan Surya Dyan Rekohadi

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Surabaya ternyata memiliki industri lokal pembuat transformator atau trafo, yang mampu bersaing di bidang kelistrikan internasional.

PT Bambang Djaja dengan brand produk B&D, eksis di pasar internasional dan mampu memenuhi pesanan trafo kapasitas besar.

Bermula dari produk trafo 25 KVA, B&D kini tersedia dalam pilihan hingga 40.000 KVA. Secara perlahan tapi pasti, trafo asli buatan kota Surabaya itu mulai dipesan dan digunakan di sejumlah negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Sudan, dan negara Timur Tengah lainnya.

Beroperasi secara resmi sebagai pembuat trafo sendiri di tahun 1984, Perusahaan ini sekarang memiliki pusat industri atau pabrik di Rungkut Industri (SIER) dan di Ngoro Jombang.
"Dari yang awalnya suplier, kai mengawali dari bengkel kecil membuat `trafo bulat' CSP, 25 KVA," ujar Daud Prasetio, Business Development Director PT Bambang Djaja, Rabu (23/10/2013).

Secara bertahap, usaha ini mulai mengembangkan produknya hingga mampu membuat trafo 2MVA di tahun 1994. Mereka mulai menjajal pasar luar negeri di tahun 1997 ke Yaman, sembari terus meningkatkan kualitas.

Tapi masa buruk harus dilalui ketika Indonesia diterpa krisi ekonomi. "Masa buruk saat itu membuat usaha kami berhenti. Perusahaan kami sempat tutup dua bulan, tiarap dulu," kenang Daud.

Berita Rekomendasi

Produksi Trafo B&D kembali bangkit setelah dilakukan pembenahan total di tahun 2003.

Ekspor ke luar negeri semakin banyak dilakukan setelah produk B&D mendapat sertifikat internasional. Kapasitas produksi pun semakin bertambah mengikuti pertumbuhan pasar lokal dan internasional juga berkembang pesat.

"Kami bisa menunjukkan Indonesia sebenarnya mampu, sayangnya dulu kesempatan tidak pernah kami dapat, sekarang produk luar yang mau masuk Indonesia juga pikir-pikir, produk lokal di sini sudah bagus-bagus, kami sangat mendukung PLN yang stop penggunaan produk impor," ujar Daud.

PT Bambang Djaja hingga saat ini murni menggunakan SDM yang seluruhnya merupakan tenaga kerja lokal. "100 persen tenaga kerja kami WNI, pengerjaan mulai dari desain, pemasaran hingga pemasangan, semuanya dilakukan oleh pekerja asli Indonesia," tambah Teddy Suwignyo, Business Development Manager PT Bambang Djaja.

Sekarang trafo B&D sudah diakui internasional. Kapasitas produksi pabrik rata-rata dalam setahun sebesar 2,8 juta KVA. "Kalau menyebut kapasitas produksi dalam satuan unit sedikit susah karena produk kami beragam, mungkin sekitar 12 ribu unit trafo dalam berbagai ukuran dalam setahun," terang Daud.

Selain untuk mengisi pasar ekspor, produk mereka menjadi penyumbang tetap kebutuhan kelistrikan di Tanah Air. Dari delapan industri pembuat trafo di Indonesia, produk B&D mampu mengisi kebutuhan pasar sekitar 25-30 persennya.

"Industri kelistrikan sekarang sangat maju, kebutuhan sangat besar, pasar akan terbuka, kami berharap dukungan ke produk lokal tetap ada dan bisa turut mendorong pembentukan tenaga kerja trampil bidang kelistrikan yanmg sekarang langka," pesan Daud.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas