Pilkades Serentak di Madiun: Ada Suami vs Istri
Pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak yang dilaksanakan di 42 desa di Kabupaten Madiun, menyimpan sejumlah keunikan.
Laporan Wartawan Surya Sudarmawan
TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - Pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak yang dilaksanakan di 42 desa di Kabupaten Madiun, menyimpan sejumlah keunikan.
Selain ada peserta tunggal yang melawan bumbung kosong, juga ada suami melawan istrinya dalam pelaksanaan Pilkades serentak itu. Hal ini setelah, dibukan sampai 3 kali pendaftaran Cakades tidak ada waga lain yang berani mendaftarkan diri dalam Pilkades itu.
Untuk Pilkades calon tunggal ada di Desa Babadan Lor, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun. Cakades tunggal, Bambang Suprijanto harus melawan bumbung kosong. Meski lawannya, hanya bumbung kosong, akan tetapi Cakades memiliki beban mental lantaran harus memenangkan Pilkades melawan bumbung kosong itu.
Sedangkan Pilkades pertarungan antara suami dan istri ada di Desa Tapelan, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun. Dari 2 calon yang ada di desa itu yakni Sumino dan Sumiarti. Meski mereka tinggal serumah, akan tetapi tetap harus bertarung di kursi panas Pilkades di desanya itu.
Sedangkan dalam Pilkades di 42 desa itu ada sebanyak 107 Cakades yang bertarung. Rincian desa yang melaksanakan Pilkades serentak itu adalah di Kecamatan Balerejo ada 3 desa, Kecamatan Pilangkenceng ada 4 desa, Kecamatan Jiwan ada 1 desa, Kecamatan Geger ada 4 desa, Kecamatan Kebonsari ada 1 desa, Kecamatan Dolopo ada 1 desa, Kecamatan Gemarang ada 2 desa, Kecamatan Wungu ada 3 desa, Kecamatan Mejayan ada 1 desa, Kecamatan Saradan ada 5 desa, Kecamatan Madiun ada 5 desa, Kecamatan Kare ada 2 desa, Kecamatan Sawahan ada 5 desa, Kecamatan Dagangan ada 3 desa dan kecamatan Wonoasri ada 4 desa.
Wakil Bupati Madiun, Iswanto yang dikonfirmasi soal hasil sidak Pilkades serentak saat mengunjungi Pilkades Gunungsari, Kecamatan Madiun mengatakan hasil sidak tidak ada pertarungan yang menonjol.
Menurutnya, dalam merebutkan kursi Cakades hanya ada perbedaan biasa antar warga itu sudah menjadi biasa dan umum. Alasannya, perbedaan itu masih bersifat wajar dalam mendukung masing-masing Cakadesnya.
"Saya pikir temuan di lapangan secara umum tidak ada. Karena berjalan lancar dan biasa-biasa saja di dalam berkompetisi. Semua secara umum masih wajar. Apalagi, dari aparat keamanan Pilkades ini berjalan aman, tertib, dan lancar," terangnya kepada Surya, Minggu (3/11/2013).
Selain itu, Wabup mengungkapkan untuk tingkat partisipasi pemilih cukup tinggi. Salah satu contohnya Pilkades di Gunungsari dari 1.524 pemilih di desa itu, hingga pukul 09.30 WIB, sudah ada 800 pemilih yang menyampaikan hak suaranya.
"Ini artinya antusiasme pemilih luar biasa. Karena mereka secara langsung memilih pimpinan yang sekaligus merupakan warga masyarakat itu sendiri. Kami yakin partisipasi Pilkades untuk pemilih mencapai 90 sampai 95 persen," ucapnya.
Sementara mengenai Pilkades Unik, kata Iswanto hanya terjadi di Desa Babadan Lor, Kecamatan Balerejo dan Desa Tapelan, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun.
"Memang unik yang ada di Desa Tapelan dan Babadan Lor, Kecamatan Balerejo. Tetapi itu, tak masalah jago tunggal maupun melawan istrinya sendiri tak menjadi persoalan lantaran itu tak menyalahi aturan. Apalagi, masing-masing punya hak untuk mendaftar dan mencalonkan diri. Saat pendaftaran dibuka 3 kali hanya itu-itu saja Cakades yang mendaftar," pungkasnya.