Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dalang 'Edan' Terpilih Jadi Bupati Tegal: Ubah Gaya Rambut dan Hilangkan Kata-kata Kotor

Enthus Susmono yang berprofesi sebagai dalang itu tidak menyangka akan terpilih menjadi Bupati Kabupaten Tegal

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in  Dalang 'Edan' Terpilih Jadi Bupati Tegal: Ubah Gaya Rambut dan Hilangkan Kata-kata Kotor
tegal-city.blogspot
Enthus Susmono, seorang dalang yang berjuluk Dalang Edan menjadi Bupati terpilih dalam pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Tegal 2013. 

TRIBUNNEWS.COM, TEGAL -  Enthus Susmono yang berprofesi sebagai dalang itu tidak menyangka akan terpilih menjadi Bupati Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pada pemilihan kepala daerah dan wakil daerah, 27 Oktober 2013.
    
Enthus Susmono yang berpasangan dengan Umi Azizah ini semula hanya berpikir kelak jika dirinya terpilih menjadi bupati berobsesi akan menyosialisasikan program pemerintah melalui pendekatan mendalang.

Selain itu, Ki Enthus juga siap mengubah gaya dari sisi rambut kepala yang semula gondrong dan menghilangkan kata-kata yang kotor dan kasar saat mendalang.
    
Ki Enthus Susmono yang mendapatkan julukan dalang "Edan" karena dirinya sering mengobral kata-kata kotor (tidak sopan, red.) saat mendalang tanpa melihat penonton yang hadir dalam pentas wayang itu ada seorang pejabat atau tokoh agama.
    
Namun, kini berkat kepopuleran dari hasil mendalang, dalang "Edan" itu banyak dikenal masyarakat Kabupaten Tegal dan daerah lainnya sehingga saat dirinya mencalonkan sebagai calon Bupati Tegal mampu meraup 233.313 suara (35,21 persen) atau mengungguli rival terberatnya pasangan cabup Edi-Abasari yang meraih 223.436 suara (33,71 persen).
    
Selama berkarier sebagai dalang, Bupati Tegal terpilih, Ki Enthus yang diusung melalui Partai Kebangkitan Bangsa ini juga pernah berkiprah pada dunia politik yang sekaligus memenjarakan dirinya pada bulan November 2009.
    
Dalang "Edan" ini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tegal ini karena keterlibatan demonstrasi sebelum penghitungan rekapiltulasi dan penetapan perolehan suara pada Pikada Tegal tahun sebelumnya.
    
Ki Enthus diduga telah melakukan provokasi terhadap demonstran yang telah melakukan tindakan anarki dengan merusak aset Pemerintah Kabupaten Tegal, yaitu pagar besi.
    
Oleh karena itu, setelah kelak ditetapkan menjadi Bupati Tegal, Ki Enthus Susmono berobsesi menjalankan amanah rakyat dengan benar dan menyosialisasikan program pemerintah melalui pendekatan wayang.
    
"Biasa saja, pengamat sering melihat saya dari sisi yang keras dan kasar. Padahal itu hanya bagian improvisasi pada dunia seni mendalang," kata pria kelahiran Tegal, 21 Juni 1966 itu.
    
Ia mengatakan bahwa kata-kata kasar dan kotor yang dilontarkan saat mendalang itu tentu akan dihilangkan setelah menjabat bupati.
    
"Setelah menjabat bupati, tentunya saya akan menyesuaikan, termasuk dalam aktivitas kedinasan," katanya.  
    
Enthus Susmono mengaku bahwa dirinya akan menjadikan Kabupaten Tegal sebagai kabupaten "rongsok" jika dirinya terpilih menjadi Bupati Tegal .
    
"Dari hasil muter-muter (berkeliling, red.) saya ke sejumlah desa banyak menerima keluhan dari warga dan kepala desa. Ini saya katakan Kabupaten Tegal jadi kota rongsok karena barang rongsokan saja bisa makan," katanya.
    
Ia mengatakan jika bicara untuk makan saja, ibarat masyarakat tanpa APBD saja bisa makan, apalagi jika ada APBD yang dikelola dengan baik yang menyentuh masyarakat dengan cara memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang banyak dimiliki daerah.
    
"Selama ini, SDM dan SDA tidak diperhatikan dengan serius. Oleh karena itu, kami optimistis dengan pengelolaan SDA dan SDM yang baik maka Kabupaten Tegal akan lebih maju lagi" katanya.
    
Ki Enthus mengatakan bahwa selama pemerintah sudah tidak lagi memiliki budaya lagi dengan dibuktikan adanya modal yang berasal dari APBD bukan untuk menyejahterakan masyarakat, melainkan melahirkan pejabat yang korupsi.
    
Mengutip pernyataan Dr. Kuncoroningrat, kata dia, seni adalah pilar dari kebudayaan, mengapa kemudian pemimpin jika mengeluarkan kebijakan itu harus diikuti dengan budaya, politik berbudaya, ekonomi berbudaya?
    
"Jadi, saya menganggap Pemkab Tegal belum berbudaya. Hal ini dilihat dari modal yang diberikan melalui APBD hingga triliunan rupiah, tetapi hanya menghasilkan pejabat yang masuk penjara dan banyak pembangunan mangkrak yang tidak mempunyai arti langsung kepada masyarakat. Oleh karena itu, ke depan hal seperti itu tidak perlu terjadi lagi," katanya.
    
Pasangan calon Bupati Rojikin-Budiharto mengakui keunggulan perolehan suara pasangan Enthus Susmono-Umi Azizah pada Pilkada 27 Oktober 2013.
    
"Saya ucapkan selamat pada Enthus Susmono-Umi Azizah atas kemenangan Pilkada Tegal. Saya legawa saat Enthus-Umi Azizah dinyatakan sebagai pemenang Pilkada Tegal," katanya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas