Keluarga Serka Aan Prayitno tak Punya Firasat dan Mimpi Buruk
Keluarga besar Serka Aan Prayitno, di Kabupaten Ngawi tak pernah mengira pria 30 tahun ini akan meninggal saat berdinas.
Laporan Wartawan Surya Sudarmawan
TRIBUNNEWS.COM, NGAWI - Keluarga besar Serka Aan Prayitno, anggota Lanumad A Yani, Semarang yang ada di Dusun Sambirejo, Desa Tepas, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi tak pernah mengira pria 30 tahun ini akan meninggal saat berdinas.
Pasalnya, keluarga korban mengaku tak ada yang memiliki firasat dan mimpi buruk sebelum kematian korban. Apalagi kematiannya mendadak karena heli yang ditumpangi korban terjatuh.
"Memang dari keluarga kami tak ada yang memiliki firasat atau mimpi buruk sebelum Aan dikabarkan meninggal sore tadi. Hanya 2 keponakan saya yang kejatuhan cicak. Mungkin saja itu tandanya apalagi kejatuhan cicak sampai 2 kali," terang bibi korban Ny Sri Sudarsih kepada Surya, Sabtu (9/11/2013) malam.
Selain itu, Sri mengungkapkan kabar atas pesawat heli korban jatuh, memastikan kematian korban hingga larangan membuat keterangan ke media dan tetangga yang keluar dari koridor korban meninggal saat tugas negara adalah Kolonel, Suhartoyo, yang tak lain Pasi Intel di lokasi korban bertugas.
Menurut Sri urutannya, pukul 14.00 WIB mendapatkan kabar heli korban terjatuh di Tarakan, Kalimantan yang masih simpang siur, disusul kabar pukul 16.00 WIB yang saat itu Kolonel Suhartoyo memastikan korban meninggal dalam kecelakaan heli itu. Kemudian terakhir, pukul 22.21 WIB, kolonel Suhartoyo mengirimkan pesan singkat ke keluarga korban di Dusun Sambirejo, Desa Tepas, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi.
"Korban meninggal dalam tugas operasi di Perbatasan Indonesia - Malaysia dalam Pembangunan Pos Perbatasan. Diharapkan kepada keluarga agar memberikan keterangan yang baik jika ada media yang mencari maupun saat memberikan informasi ke para tetangga korban. Karena korban meninggal mulia saat menjalankan tugas negara. Begitulah pesan singkat Kolonel Suhartoyo," pungkas bibi korban.
Sementara dalam kecelakaan pesawat heli TNI AD ini ada sebanyak 13 korban tewas termasuk Serka Aan Prayitno dan 6 terluka di Tarakan, Kalimantan, Sabtu (9/11/2013) sore.
"Pokoknya kami menunggu kedatangan jenazah korban yang masih di Tarakan. Karena kami belum mendapatkan kepastian kapan jenazah dipulangkan ke Ngawi," pungkas Sri Sudarsih.