Tedi Cekik Istri Hingga Tewas Usai Muntah Karena Makan Kolak
Tedi menduga istrinya telah menaruh racun di kolak tersebut. Apalagi, dia juga menaruh curiga Amriyah telah berhubungan gelap dengan pria lain.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribun Manado Edi Sukasah
TRIBUNNEWS.COM, KOTAMOBAGU - Nyawa Amriyah Paputungan (35) berakhir di tangan suaminya, Tedi Damongayo (31). Ibu dua anak ini ditemukan tewas di sebuah gubug di perkebunan yang berada di Bukit Monsi, Kecamatan Kotamobagu Barat, Sabtu (9/11/2013) sekitar pukul 6.00 Wita.
Sang suaminya lah yang menunjukkan di mana jasad warga Desa Mongondow, Kecamatan Kotamobagu Selatan. "Dia datang kepada keluarga di kampung (Desa Mongondow) dan minta ambil istrinya yang sudah meninggal di kebun," ujar Abdul Kadir Rumoroy, warga Desa Mongondow, di Rumah Sakit Datoe Binangngkang (RSDB).
Matahari baru saja menyingsing saat puluhan warga berbondong-bondong menuju perkebunan Monsi. Kadir menuturkan, jasad Amriyah tampak terbaring di gubug yang sebagian besar tanpa dinding. Setelah pihak kepolisian datang, jenazah almarhumah pun dibawa langsung ke RSDB.
Jasad Amriyah langsung divisium pihak RSDB. Pihak kepolisian menyarankan agar jenazah perempuan kelahiran tahun 1977 ini untuk diotopsi untuk mengetahui lebih pasti kematiannya. Perdebatan sempat terjadi di antara anggota keluarga, namun akhirnya mereka merelakan Amriyah dibawa ke Manado untuk diotopsi.
Sementara itu, pihak kepolisian langsung mengamankan Tedi, sang suami. Lelaki berperawakan kurus dan berambut keriting ini dibawa ke Polsek Lolayan. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Bolmong AKP Iverson Manossoh memimpin penanganan kasus.
Tedi tampak duduk terdiam. Tak banyak cakap, kecuali saat seorang anggota Polsek Lolayan menanyakan identitas pria yang saat itu berbaju abu-abu. Iverson pun kemudin menanyainya. Tedi tanpa tedeng aling mengaku mencekik istrinya. "Setelah dicekik dia masih bernapas," kata Tedi membela diri.
Sesekali suara Tedi terdengar bergetar saat menceritakan apa yang dialaminya. Tedi dan Amriyah berangkat ke Bukit Monsi, selepas Salat Jumat. Pasangan suami istri ini memang biasa berkebun di perkebunan yang berbatasan dengan Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolmong.
Sore-sore, Amriyah menghidangkan kolak kepada Tedi. "Setelah makan kolak itu, saya rasa mual-mual. Lalu tiba-tiba terjadi seperti itu (pencekikan)," katanya lagi. Dia menduga istrinya telah menaruh racun di kolak tersebut. Apalagi, dia juga menaruh curiga Amriyah telah berhubungan gelap dengan pria lain.
Setelah mencekik, Tedi kemudian beranjak meninggalkan Amriyah. Namun dia kembali karena Amriyah memanggil-memangil namanya. Tedi pun kembali lagi melihat kondisi istrinya. "Dia sudah susah bernapas. Saya langsung angkat dan dibaringkan di 'sabua'. Saat itu pun saya juga pusing dan muntah-muntah," katanya lagi.
Setelah membaringkan Berdasarkan keterangan Tedi, Kepala Satreskrim AKP Iverson Manossoh memperkirakan Amriyah sekarat selepas Magrib pada Jumat itu. Tedi kemudian meninggalkan jasad Amriyah yang sudah dalam keadaan tak benyawa. Tedi baru memberitahukan kejadian tersebut kepada keluarga.
"Setelah kejadian tersebut, pelaku (Tedi) panik dan meninggalkan jasad korban di TKP (tempat kejadian perkara)," ujar Iverson.