Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kolektor Naskah Kuno: Harta Karun Kerajaan Aceh Darussalam Masih Banyak

Ribuan koin emas kuno disebut-sebut hanya sebagian kecil dari harta karun yang dipendam Kerajaan Aceh Darussalam.

zoom-in Kolektor Naskah Kuno: Harta Karun Kerajaan Aceh Darussalam Masih Banyak
SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR
Warga memperlihatkan koin emas (mata uang Dirham) yang ditemukan di kawasan tambak Desa Merduati, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, Senin (11/11). Koin emas kuno yang diperkirakan berjumlah ribuan itu pertama kali ditemukan dalam sebuah peti kuno oleh seorang pencari tiram dan dijual ke toko emas di Pasar Atjeh hingga seratusan juta rupiah. SERAMBI/M ANSHAR 

TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Ribuan koin emas kuno yang tiba-tiba muncul dari aliran Sungai Krueng Doy, Kutaraja, Banda Aceh, disebut-sebut hanya sebagian kecil dari harta karun yang dipendam Kerajaan Aceh Darussalam.

Hal itu, seperti yang diyakini oleh kolektor naskah kuno Aceh Tarmizi A Hamid. Pria yang mengoleksi lebih dari 400-an kitab kuno Aceh ini memperkirakan, koin emas yang ditemukan di Krueng Doy, hanyalah sedikit dari harta Kerajaan Aceh yang terpendam di dalam perut bumi Aceh.

"Bisa jadi kemunculan koin emas ini suatu isyarat ataupun tanda Kerajaan Islam Aceh dulu sangat megah. Karena, kalau sebuah negara memakai mata uang emas, maka tentu itu melambangkan sebuah negara yang makmur dan kaya raya," tuturnya, Rabu (13/11/2013).

Sebelumnya, Sejarahwan Aceh Dr Husaini Ibrahim MA mengaku tidak heran dan kaget, dengan kabar temuan koin emas di Dasar Krueng Doy, Gampong Merduati, Kecamatan Kutaraja.

"Dulunya kawasan itu kan masuk dalam wilayah Gampong Pande yang merupakan salah satu pusat kerajaan di Aceh, masa Kerajaan Aceh Darussalam," ungkap Husaini ketika dimintai tanggapannya terkait penemuan koin emas sejenis dirham, di kawasan Merduati, Selasa (12/11/2013).

Gampong Pande, bukanlah lokasi yang asing lagi bagi Husaini. Pria yang kini menjabat Kepala Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Budaya, Unsyiah, meraih gelar doktornya dengan desertasi yang mengangkat tentang peran dan sumbangan Gampong Pande bagi sejarah Nusantara (Indonesia, Malaysia, Brunai, termasuk sebagian Thailand dan Filipina).

BERITA REKOMENDASI
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas