Daging Tertular Antraks Dijual di Pasar
Setelah menyerang enam Kecamatan di Kabupaten Maros, bakteri antraks mulai menyerang Kecamatan Lau.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Timur Muthmainnah Amri
TRIBUNNEWS.COM, MAROS -- Setelah menyerang enam Kecamatan di Kabupaten Maros, bakteri antraks mulai menyerang Kecamatan Lau.
Kasus terakhir, antraks telah terjadi di desa Jene Taesa, Kecamatan Simbang pada Oktober 2013 lalu. Di Kecamatan Lau sendiri, antraks terjadi di desa Mattiro Deceng.
Di desa ini sedikitnya enam ekor sapi diduga terkena antraks. Namun oleh pemiliknya sapi tersebut telah dipotong dan dagingnya dijual ke pasaran. Pemilik berdalih mereka tidak mengetahui jika sapinya terkena antraks.
Diduga sudah banyak daging sapi antraks telah di jual di pasar dan warung makan di Maros.
Kepala Lingkungan Bontokadatto, desa Mattirodeceng, Kecamatan Lau, Marjan, mengaku di daerahnya sudah ada enam ekor sapi yang diduga terjangkit antraks dan dagingnya dijual ke pedagang.
Awalnya warga hanya mengira sapi yang tiba-tiba tidak berdaya itu keracunan. Maka dari pada mati sia sia, maka pemilik sapi menjualnya dengan harga miring, antara Rp 700 ribu-2 juta per ekor.
Marjan menyebutkan sapi yang telah dijual adalah sapi milik warga Patahuddin tiga ekor, Dg Malla satu ekor, Syamsuddin satu ekor dan sapinya sendiri satu ekor. Dijual hanya seharga Rp 700 ribu. "Yang jual sapi itu pengembala sapi, bukan saya. Pengembala mengaku menjual ke pasar Maros dan Pangkep," jelasnya, Jumat (15/11/2013).