Garuda Minta Maaf Pesawat Delay Hampir Dua Jam
Manajemen maskapai penerbangan Garuda Indonesia menepis kabar insiden pemukulan yang melibatkan Gubernur Sulawesi
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hajrah
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Manajemen maskapai penerbangan Garuda Indonesia menepis kabar insiden pemukulan yang melibatkan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
Makassar di Maros, Kamis (21/11/2013) kemarin.
Rombongan Syahrul yang juga Ketua DPD Golkar Sulsel berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar, Kamis (21/11/2013) petang.
Join Hilarion Kullit, Senior Manager Hub Garuda Indonesia Makassar, Jumat (22/11/2013), mengatakan, kabar pemukulan terhadap Manager on Duty Karyanto tidak benar. Dia sudah berbicara langsung dengan Karyanto pascaberedarnya kabar tersebut.
"Terjadi pemukulan dalam rangka apa. Setelah ada pemberitaan ada pemukulan, ada penganiayaan. Saya langsung berbicara dengan Pak Karyanto. Saya tanya apa benar, dia bilang tidak. Terus saya minta cek ada kena badan atau tidak, dia juga sampaikan tidak," jelasnya.
Join secara khusus bertandang ke Kantor Tribun Timur (Tribunnews.com Network), Jl Cenderawasih, Makassar, untuk memberikan klarifikasi atas kabar insiden tersebut termasuk mengenai alasan keterlambatan penerbangan Garuda Indonesia 643 tersebut.
Namun, Join tidak membantah banyaknya protes penumpang atas keterlambatan itu termasuk dari rombongan Syahrul. Ditanya mengenai kabar rombongan Syahrul sempat marah dan menunjuk-nunjuk Karyanto, dia hanya tersenyum.
Saat itu, Karyanto selaku pimpinan otoritas tertinggi di bandara turun tangan langsung “menenangkan” penumpang hingga ke atas pesawat. Ia juga mendampingi rombongan SYL, Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh, Ketua DPRD Sulsel Moh Roem, yang menjadi penumpang penting pada penerbangan itu.
SYL, Anwar, Roem, duduk di kelas bisnis Garuda Indonesia. Karyanto juga memberi penjelasan kepada rombongan atas keterlambatan penerbangan itu.
"Masalahnya kita delay panjang hampir dua jam. Saat itu, on board rombongan Pak Gubernur Sulsel, Ketua DPRD Sulsel, dan ada Pak Gubernur Sulbar. Di belakang (kelas ekonomi) ada beberapa kepala dinas. Konstribusi delay itu penumpang menanyakan. Bahkan, ada yang minta pindah penerbangan saja," jelasnya.
"Perasaan seperti itu (terlambat) memang kurang nyaman. Saya saja kalau terlambat pasti cerewet, tapi tentu ini bentuk pelayanan kepada penumpang. Apalagi Pak Gubernur sering naik Garuda. Bagaimana kita mau kurang pelayanan. Jadi kami mohon maaf atas keterlambatan tersebut kepada seluruh penumpang," ujarnya.