Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Banyak Fasilitas Umum Tidak Ramah Bagi Penyandang Difabel

"Kami baru bisa merayakan hari difabel sedunia yang jatuh pada 3 Desember pada hari ini," katanya.

zoom-in Banyak Fasilitas Umum Tidak Ramah  Bagi Penyandang Difabel
Surya/ Samsul Hadi
Puluhan penyandang cacat di Malang Raya, memperingati hari difabel sedunia di Alun-alun Merdeka, Kota Malang, sambil membagikan stiker, Kamis (5/12/2013) 

Laporan Wartawan Surya,Samsul Hadi

TRIBUNNEWS.COM,MALANG - Sekitar 100 penyandang cacat di Malang Raya, memperingati hari difabel sedunia di Alun-alun Merdeka, Kota Malang, Kamis (5/12/2013).

Dalam aksi itu, mereka membagi-bagikan 1.000 stiker ke masyarakat.

Koordinator penyandang difabel, Slamet Tohari, mengatakan, selain membagi-bagikan stiker, para penyandang difabel juga melakukan pawai keliling dengan mengendarai sepeda motor.

"Kami baru bisa merayakan hari difabel sedunia yang jatuh pada 3 Desember pada hari ini. Sebab, ada beberapa anggota yang belum bisa ikut aksi pada hari H," katanya.

Dikatakannya, dalam aksi itu, para penyandang difabel ingin menunjukkan ke masyarakat bahwa penyandang cacat ada. Menurutnya, para penyandang difabel ingin hak-haknya disamakan dengan masyarakat normal lainnya.

"Selama ini kami terpinggirakan. Banyak fasilitas umum yang tidak ramah terhadap para kaum difabel," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Ia mencontohkan, kondisi trotoar di kota belum memenuhi kebutuhan para penyandang difabel. Tempat umum, seperti pasar, mall, dan masjid juga belum dapat menampung para kaum difabel.

"Seperti masjid yang pintu masuknya ada tangga. Bagi kaum difabel yang memakai kursi roda jelas tidak bisa masuk," ujarnya.

Penyandang cacat lain, Agus Saptono, mengatakan, selain fasilitas umum, para kaum difabel juga belum bisa mendapatkan kesempatan menikmati layanan umum. Misalnya, kaum difabel kesulitan mendapatkan asuransi kesehatan.

Para penyandang difabel juga tidak dipercaya saat hendak meminjam uang di bank dan kredit rumah.

"Padahal kami juga punya pekerjaan, tapi kenapa statusnya dibedakan. Kami ingin disetarakan dengan masyarakat lain," ujarnya.

Dikatakannya, penyandang difabel juga terpinggirkan dalam hal mendapat pendidikan. Selama ini, pemerintah menyediakan sekolah luar biasa untuk penyandang cacat.

"Kami juga ingin mendapat pendidikan normal. Berbaur dengan masyarakat lain dalam mendapatkan pendidikan," katanya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas