Kepsek SMPN 2 Madina Aniaya Siswa Gara-Gara Atribut tak Lengkap
Dunia pendidikan kembali tecoreng oleh aksi Plt Kepala SMP Negeri 2 Batahan, Kabupaten Mandailing Natal.
Laporan Wartawan Tribun Medan Joko Susanto
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Dunia pendidikan kembali tecoreng oleh aksi Pelaksana tugas Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Batahan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, bernama Zahrat.
Itu setelah beredar video yang merekam aksi pemukulan yang dilakukan Zahrat terhadap sejumlah muridnya.
Dalam video tersebut, Zahrat tampak melakukan pemukulan terhadap satu per satu siswanya yang terlebih dahulu dibariskan.
Menurut keterangan beberapa siswa, pemukulan tersebut terjadi hanya karena mereka tidak melengkapi atribut.
Kepala Bidang Dikmenum Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal, Harahap, membenarkan adanya kasus penganiayaan tersebut, Sebelumnya, kata dia, ada 13 guru melapor ke pihaknya terkait kasus tersebut.
Sementara salah seorang guru SMP Negeri 2 Batahan, yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan, video pemukulan tersebut memang dilakukan oleh pimpinanya (Zahrat). Namun, ia tidak mengetahui perekam video tersebut.
"Kejadiannya bulan Oktober lalu, pada hari Senin. Pemukulanya cuma gara-gara atribut tidak lengkap. Saya tidak tahu siapa yang merekam, mungkin saja siswa yang bawa ponsel atau mungkin guru," ujarnya
Ia menuturkan, dewan guru sebenarnya ingin menegur Zahrat karena perilakunya tersebut.
"Kami sempat buat pengaduan ke Dinas pendidikan kabupaten Madina, namun belum ada yang menyikapi," tuturnya.
Zahrat sendiri, saat dikonfirmasi oleh Tribum, mengakui tidak mengetahui kejadian yang dituduhkan kepadanya tersebut. "Kejadian kapan itu mas, saya tidak paham," katanya.