Rumah Dosen UIN Ar Raniry Diserang Keponakan Sendiri
Rumah dosen Fakultas Ushuluddin UIN Ar Raniry, Drs Abd Djalil Jacob MA (60) jadi sasaran amuk belasan orang
Editor: Dewi Agustina
![Rumah Dosen UIN Ar Raniry Diserang Keponakan Sendiri](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20131215_085559_rumah-dosen-uin-ar-raniry-diserang-keponakan-sendiri.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Rumah dosen Fakultas Ushuluddin UIN Ar Raniry, Drs Abd Djalil Jacob MA (60), di Jalan Setia, Nomor 29, Gampong Keuramat, Kuta Alam, Banda Aceh, Jumat (13/12/2013) malam, jadi sasaran amuk belasan orang. Ironisnya, penyerangan itu diotaki keponakan Abd Djalil Jacob sendiri, yang tak senang ditegur oleh pamannya tersebut.
Dari penelusuran Serambi (Tribunnews.com Network) di lokasi kejadian--sesuai pengakuan korban--semula penghuni rumah sempat bingung dengan penyerangan tersebut. Karena puluhan tahun bermukim di Gampong Keuramat, ia tak memiliki musuh ataupun masalah.
Belakangan Abd Djalil tahu jika penyerangan itu terpicu oleh tegurannya kepada Agusdi (22), keponakan atau anak adik kandungnya yang selama ini ia tampung di rumah tersebut. Sebagai seorang paman, Abd Djalil menegur Agusdi yang sering pulang hingga dinihari dari sebuah aktivitasnya yang diakuinya sebagai pengajian.
Akibatnya, kuliah sang ponakan yang juga dibiayai oleh Abd Djalil, nyaris telantar. Sang paman menasehati Agusdi untuk mengutamakan kuliah dulu, hingga studinya tidak terbengkalai. Alih alih menuruti kata sang paman, malah Agusdi melapor kepada teman-teman seaktivitasnya. Walhasil, belasan orang menggeruduk sekaligus mengamuk rumah Abd Djalil.
Pada malam kejadian, Agusdi sangat jelas sudah menyusun skenario amuk layaknya gerombolan itu. Ia melarang sang paman untuk beranjak tidur dulu, karena katanya akan datang tamu. Ternyata tamu yang datang adalah belasan orang lelaki yang mengobrak abrik perabot rumah Abd Djalil, seorang dosen senior UIN Ar Raniry dengan postur tubuh mini itu.
Drs Abd Djalil yang ditemui Serambi siang kemarin, terlihat sedang bermusyawarah dengan keluarganya, menyepakati langkah apa yang akan ditempuh menyikapi penyerangan oleh massa itu.
"Meski saya belum mengganggu barang bukti, seperti bagian kaca meja yang pecah atau pintu rumah saya yang rusak, tapi sejauh ini kami masih memusyawarahkan langkah seperti apa yang kami tempuh. Jadi, kami belum laporkan kejadian ini ke polisi," kata dosen Fakultas Ushuluddin itu kepada Serambi, Sabtu (14/12/2013).
Ia mengatakan saat penyerangan itu, di rumahnya tersebut, selain dirinya juga terdapat para keponakannya yang lain, di antaranya Putra, Supri, Ruya dan Fauzan. Termasuk keponakannya Agusdi (22) yang diduga sebagai otak penyerangan.
Abd Djalil mengaku sangat sedih, karena aktor penyerangan ke rumahnya itu justru keponakannya sendiri, yakni Agusdi (22) yang telah dianggap seperti anaknya sendiri. Abd Djalil, menceritakan Agus yang merupakan anak dari adik kandungnya yang menetap di kampung kelahiran mereka, di Nagan Raya, setelah menyelesaikan SMA nya diminta agar pergi ke Banda Aceh supaya bisa melanjutkan pendidikannya di bangku perkuliahan.
Sejak beberapa tahun lalu, Agusdi yang kuliah di Fakultas Tarbiyah UIN Ar Raniry dan telah memasuki semester 5, tinggal bersama Abd Djalil dan keluarganya di Gampong Keuramat, mengingat orang tua Agusdi juga hidup pas-pasan. Selama Agusdi kuliah dan tinggal bersamanya, selama itu pula Abd Djalil membiayai semua uang perkuliahan dan semua uang saku untuk keponakannya itu.
"Kenyataan perih inilah yang saya terima saat ini. Bagaimana tidak, ponakan saya yang sudah saya anggap seperti anak kandung sendiri yang menjadi pemicu penyerangan ke rumah saya oleh massa tersebut," kata Abd Djalil menitikkan air matanya, seraya menyebutkan satu nama yang ikut menggeruduk rumahnya, yaitu Cekman yang juga kenalannya.
Selain diserang rumahnya, ia juga mengaku kenyamanan hidupnya terampas saat kelompok massa itu melontarkan ancaman kata-kata bunuh terhadap dirinya sambil menunjuk-nunjuk ke arah mukanya.
"40 tahun sudah saya tinggal di desa ini, saya tidak pernah ada masalah. Apalagi masalah seperti ini. Boleh tanyakan sama warga atau perangkat desa. Bahkan dengan Cekman, saya kenal baik. Tapi, kok tega-teganya mereka lakukan hal ini kepada saya," ungkap Abd Djalil.
Menyikapi kejadian itu Abd Djalil telah mengadukan hal itu kepada keuchik dan kepala lorong tempat dia tinggal. Namun ia mengaku belum melaporkan hal itu ke polisi.
Sementara Cekman yang disebut-sebut terlibat dalam penyerangan saat dihubungi Serambi tadi malam, mengaku sebatas menunjukkan rumah Abd Djalil, saat belasan orang yang dia kenal dari kelompok aktivitasnya itu mendatanginya di kedai.
Cekman mengakui Agusdi, yang pertama menyampaikan hal itu kepadanya, terkait nasehat yang disampaikan pamannya, Abd Djalil, kepadanya, hingga hal tersebut melebar. Namun Cekman mengaku tidak terlibat, meski dirinya malam itu datang ke rumah dosen Ushuluddin UIN Ar Raniry.(mir)