Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fenomena 'Air Ajaib' dari Pasemah Air Keruh

Sebagian besar sengaja datang untuk berobat alias menyembuhkan penyakit

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Fenomena 'Air Ajaib' dari Pasemah Air Keruh
Kompas.com
Ilustrasi warga berebut mengambil air ajaib yang dipercaya menyembuhkan berbagai macam penyakit. Air ini muncul dari celah bebatuan ditemukan salah satu warga di Kelurahan Siendeng, Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo. 

"Mudah-mudahan sembuh. Yang pasti kita bukan minta dengan penunggu daerah ini. Kita minta tetap kepada Allah SWT, tapi air ini sebagai perantara saja," katanya.

Tak hanya warga Empatlawang yang berbondong-bondong ke sana. Lokasi wisata yang dahulunya jarang dikunjungi warga, kini setiap harinya didatangi ratusan orang, bahkan dari luar Sumsel, seperti Lampung dan Bengkulu.

Berendam Sebelum Subuh
Pemilik lahan yang mengelola Suban Air Panas, Mikron (34) mengatakan, sejak tiga minggu ini lokasi tersebut selalu ramai dikunjungi warga. Awalnya, dia sempat melarang pengunjung melintasi kebunnya, karena bisa merusak. Apalagi sebagian besar dari mereka menggunakan kendaraan. Namun sepertinya masyarakat tidak bisa dicegah. Sempat dibuat pagar, tapi masih diterobos.

Akhirnya Mikron membuat kesepakatan dengan warga yang datang dengan membayar Rp 1.000 per orang sebagai kompensansi kerusakan lahan. Dia juga akan mengelola pemandian dengan membersihkan lokasi aliran air serta membuat bendungan untuk mandi.

"Tiga minggu ini selalu ramai, bahkan ada yang sudah berendam sebelum subuh," jelasnya.

Menurut Mikron, dahulunya lokasi ini sepi dan jarang sekali dikunjungi warga. Namun setelah tersiar kabar ada warga dari Desa Talangpadang, Kecamatan Paiker yang terkena lumpuh akibat stroke sembuh setelah berendam di sini, banyak warga yang datang.

Apalagi setelah mandi ke sini banyak yang sembuh dari penyakitnya. Informasinya menyebar dari mulut ke mulut, sehingga kian hari kian ramai.

BERITA REKOMENDASI

"Saya tidak tahu siapa yang memulai. Tapi yang saya dengar, semua ini berawal dari cerita atau pengalaman warga daerah sini," ujarnya. (st2)

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas