Kemenag Nunukan Minta Madrasah Negeri di Daerah Perbatasan
Warga Kabupaten Nunukan, yang termasuk wilayah terluar Indonesia, mengeluhkan minimnya fasilitas pendidikan.
Laporan Wartawan Tribun Kaltim Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Warga Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, yang termasuk wilayah terluar Indonesia dan berbatasan dengan Malaysia, mengeluhkan minimnya fasilitas pendidikan.
Itu seperti yang diungkapkan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten Nunukan Muhammad Shaberah.
Ia memisalkan, warga masih mengeluhkan tidak adanya madrasah berstatus negeri di daerah tersebut.
Selama ini, kata dia, sejumlah madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah maupun madrasah aliyah yang berdiri di Kabupaten Nunukan, seluruhnya masih berstatus sebagai madrasah swasta.
"Kami usul ke Jakarta bahwa di perbatasan ini perlu madrasah negeri. Sementara ini yang banyak berdiri madrasah swasta. Kami ingin meningkatkan pendidikan yang saat ini kan belum ada sekolah negeri kan? " kata Shaberah, Minggu (5/1/2014).
Pihaknya berupaya meningkatkan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat. Utamanya meningkatkan mutu pendidikan di perbatasan.
Selain mengusulkan berdirinya madrasah negeri, Kemenag Nunukan juga ingin meningkatkan mutu pendidikan menghadapi Kurikulum 2013.
"Alhamdulillah kami sudah sosialisasi ke beberapa sekolah, bahwa guru-guru harus benar-benar siap melaksanakan Kurikulum 2013. Yang sepertinya memang banyak hal-hal yang baru dalam Kurikulum 2013 itu, khususnya dalam pelaksanaan mengajarnya," ujarnya.
Khusus kepada guru agama, pada beberapa kesempatan telah disampaikan agar betul-betul meningkatkan kedisplinan dan menjadi teladan bagi guru-guru lain.
"Karena untuk jam pelajaran Agama sekarang kan bertambah. Dulu dua jam sekarang empat jam. Walaupun di situ tertulis budi pekerti, tetapi intinya itu kan pengamalan agama itu budi pekerti itu," ujarnya.