Biogas Kotoran Sapi Jadi Energi Alternatif Kenaikan Elpiji
Akhirnya usai mencoba teknologi biogas bisa digunakan sebagai alternatif pengganti elpiji serta untuk pembangkit listrik membuat saya berinovasi
Laporan Wartawan Surya,Sudarmawan
TRIBUNNEWS.COM,MADIUN - Gonjang - ganjing kenaikan elpiji 12 kilogram serta dampak atas kenaikan itu, tidak berpengaruh bagi keluarga pasangan suami istri Mudjiono (59) dan Sunarti (57) beserta 4 anggota tetangga kedua pasangan suami istri itu.
Pasalnya, mereka selama ini tidak memasak menggunakan elpiji ukuran 12 kilogram atau elpiji ukuran 3 kilogram yang mulai sulit dicari dipasaran sejak kenaikan harga elpiji 12 kilogram.
Mereka selama ini memasak menggunakan biogas yang dihasilkan dari proses pengolahan kotoran sapi yang ada di kandang sapi di belakang rumah mereka.
Meski biogas ini berasal dari kotoran sapi, akan tetapi hasil apinya sama-sama biru layaknya mengguanakan gas elpiji.
Sayangnya, upaya pengelolaan dan pengolahan yang dilakuakan Mudjiono ini tidak pernah mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.
Dampaknya, selama hampir 3 tahun terakhir upaya alih teknologi itu, tidak pernah berkembang, kecuali hanya dimanfaatkan untuk keluarga dan tetangganya sendiri.
Mudjiono menceritakan jika dirinya dan keluarganya sudah menikmati gas dari kotoran sapi itu sejak 2,5 tahun lalu atau sejak pertengahan 2011 silam bersama sejumlah tetangga di dekat rumahnya.
Oleh karenanya, meski pemerintah menaikkan harga elpiji maupun Bahan Bakar Minyak (BBM), kondisi itu tidak begitu berpengaruh bagi anggota keluarganya.
Bahkan keluarganya tetap bisa tersenyum sejak menemukan proses pembuatan biogas dari kotoran sapi itu.
"Memang awal pembuatannya dikarenakan saya kebingungan atas kenaikan BBM dan elpiji. Akhirnya usai mencoba teknologi biogas bisa digunakan sebagai alternatif pengganti elpiji serta untuk pembangkit listrik membuat saya berinovasi, berkonsultasi dan belajar merealisasikan energi alternatif biogas itu," terangnya pria yang keinginan tahunya cukup besar ini kepada Surya(Tribunnews.com Network), Senin (6/1/2013).
Usaha untuk menghemat pengeluaran rumah tangga itulah yang mendorong, pria yang bekerja sebagai petani ini menciptakan energi alternatif biogas dari kotoran hewan ternak itu.
Namun karena saat menciptakan inovasi itu dibantu sejumlah tetangganya mulai dari membuat saptitank (lubang pembuangan kotoran hewan) di dalam tanah di dekat kandang sapi dengan ukuran 5 meter berkedalam 3 meter dengan bentuk menggentong.
"Hasilnya, lembah sapi yang diolah menjadi biogas itu bisa dimanfaatkan sekitar 4 anggota keluarga selama ini," ungkapnya.