Kisah Pemandu Lagu di Bangko: Kerja Lebih Santai Sehari Bisa Rp 500 Ribu
Di balik teduhnya daerah ini, ternyata banyak menyimpan wisata esek-esek. Wisata itu berupa karaoke yang kini marak dibangun di Kota Bangko.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, BANGKO - Hingar bingar kegermerlapan pergaulan bebas ternyata tak hanya terjadi di Ibu Kota Provinsi Jambi saja, namun juga terjadi di daerah seperti di Kabupaten Merangin.
Di balik teduhnya daerah ini, ternyata banyak menyimpan wisata esek-esek alis berbau seks. Wisata esek-esek itu berupa karaoke yang kini marak dibangun di Kota Bangko.
RANI (19) (bukan nama sebenarnya) terbilang baru menjalani pekerjaan sebagai pemandu lagu di tempat karaoke. Dia baru 6 bulan menjalankan pekerjaan sebagai penghibur. Namun dirinya menjalani ini dengan terpaksa untuk menambah keperluan sehari-hari. "Jadilah untuk nambah-nambah," katanya.
Rani mengungkapkan dirinya berasal dari daerah lain di luar Bangko. Awalnya dirinya adalah sebagai tukang pijat di sebuah hotel di Jambi, lalu berpindah menjadi penghibur, karena pekerjaannya tidak sesibuk tukang pijat.
Rani juga tinggal seorang diri di Pamenang Bangko. Katanya dia sudah tinggal di sana empat bulan yang lalu. Sebelumnya ia tinggal di tempat temannya.
Rani mengatakan untuk menjadi penghibur banyak hal yang harus dia lakukan. Misalnya dengan mempersiapkan penampilan dan mempersiapkan kebutuhan lainnya jika diperlukan.
"Harus cantik-cantiklah nanti ga mau pula pelanggan," katanya.
Dia mengatakan uang yang diterima sehari sebanyak Rp 300.000 setelah dipotong oleh pemilik karaoke. Biasanya dia mendapatkan uang Rp 500.000 sehari dengan shift siang dan malam.
"Tapi tidak setiap hari dong," katanya lagi.
Dia mengatakan jika sedang kosong alias tidak ada pelanggan, dia juga bekerja sebagai penjual pulsa dan handphone milik temannya. "Saat dipanggil baru aku ke sini," jelasnya.