Senjakala Kesenian Tayub Tuban
Nasib kesenian Tayub di Kabupaten Tuban, tak berbeda jauh dengan kesenian tradisional lain, hidup ngos-ngosan.
"Tapi, kalau ini tak dijaga betul bisa jadi akan punah seperti kesenian lain," kata Haryadi.
Menurut Haryadi sudah ada dua kesenian yang punah di Tuban.
Pertama, adalah Gendak, yaitu seni yang menggabungkan tari, musik dan teater ini sudah tak ada lagi penerusnya.
Berikutnya adalah kentrung. Seni bernyanyi dengan tabuhan ketipung, gendang dan sitar ini sudah hilang.
"Padahal ini salah satu seni tradisional asli Tuban," lanjut Haryadi.
Kelompok kentrung di Tuban sendiri kini tinggal menyisakan Mbah Surati.
Dulunya kelompok ini berjumlah tiga orang, namun karena usia satu persatu anggotanya meninggal tanpa pewaris.
Seni ini sudah di ujung tanduk. Usia Mbah Surati yang sudah menginjak 94 tahun juga tak meninggalkan penerus.
Saat Surya mengunjungi rumahnya beberapa waktu lalu, kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
Ia tinggal sebatang kara di gubuk reotnya di Desa Bate, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban.
Gubuk ini ia beli dari hasil jerih payahnya ngentrung saat muda. (dri/idl/ab)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.