Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Sengsara di Jalur Pantura, Jakarta-Solo Ditempuh 24 Jam

Sejumlah ruas jalan di Pantura terputus akibat banjir, belum lagi jalanan rusak tergerus air

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kisah Sengsara di Jalur Pantura, Jakarta-Solo Ditempuh 24 Jam
Istimewa
Kondisi banjir di daerah Ciasem, Subang, Jawa Barat. Sejak Minggu (19/1/2014) daerah pantai utara Jawa Barat tersebut putus karena tergenang oleh air hingga ketinggian satu meter. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa hari ini kita dikejutkan dengan kabar banjir yang merendam wilayah pantai utara (Pantura) Jawa Barat. Daerah-daerah seperti Pamanukan, Subang, Ciasem dan Indramayu diterjang air bah akibat meluapnya Sungai Cipunegara.

Buntut dari banjir tersebut memunculkan dampak ekonomi yang tidak sedikit. Bayangkan, sejumlah ruas jalan di Pantura terputus akibat banjir, belum lagi jalanan rusak tergerus air.

Arus distribusi barang dan penumpang yang biasa melalui jalur Pantura pun menjadi terganggu. Kisah sengsaranya melintas jalur pantura usai bencana banjir sempat dirasakan Ferdinan.

Warga Jakarta yang hendak ke Solo menggunakan kendaraan pribadi ini sangat merasakan betul tersiksanya melewati Pantura.

Bayangkan saja, Ferdinan bertolak dari Jakarta dari kawasan Mampang, Jakarta Selatan Jumat (24/1/2014) pukul 21.00 WIB. Ia baru tiba di Kota Solo, Jawa Tengah pada keesokan harinya di jam yang sama.

"Macetnya belasan kilometer. Tapi macetnya parkir enggak gerak sama sekali. Buka tutup tiap satu jam," ujarnya saat berbincang dengan Tribunnews.com, Sabtu (25/1/2014).

Biang keladi dari kemacetan yang luar biasa di Pantura tersebut kata Ferdinan selain ruas jalan di Ciasem yang amblas, sejauh mata memandang di jalur Pantura permukaan jalan rusak parah akibat banjir.

BERITA REKOMENDASI

Sungguh-sungguh kontraproduktif jika melihat realitas tersebut. Membayangkan, betapa tersendat dan terganggunya pasokan barang-barang dari dan menuju Jakarta. Karena jalur Pantura ini adalah daerah utama ekonomi dan lalu lintas barang.

Ongkos yang bertambah dan membengkak karena kemacetan tersebut juga pastinya akan muncul. Ferdinan saja mengaku selama perjalanan harus merogoh kocek dalam-dalam untuk mengisi bensin dan ban bocor akibat jalan yang rusak.

"Naik mobil dari Pantura habis bensin, macetnya poll, nambel ban 2 kali bocor gara-gara jalan rusak," katanya.

Pengeluaran yang banyak tersebut kata Ferdinan sempat memusingkan dirinya selama perjalanan menuju Solo. Bahkan ia sampai kehabisan uang.

Kini Ferdinan mengaku sangat lega akhirnya sudah tiba di Kota Solo, Jawa Tengah, walau penuh perjuangan. Pria 30 tahun ini kini langsung istirahat merebahkan badannya karena pegal-pegal.


"Sampai tepos pantat saya," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas