Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wartawan Korban Awan Panas Sinabung Sering Jadi Pemandu

Mahasiswa STIK P yang menjadi korban awan panas erupsi Gunung Sinabung, Rizal Sahputra sering menjadi pemandu

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Wartawan Korban Awan Panas Sinabung Sering Jadi Pemandu
Tribun Medan/Dedy Sinuhaji
Sejumlah warga berziarah ke makam keluarga yang tertutup debu vulkanik pascaerupsi Gunung Sinabung di Desa Sigarang Garang, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Jumat (24/1/2014). Pemerintah akan melakukan relokasi bagi warga yang bermukin di radius 3 kilometer dengan membangun hunian tetap dengan lahan seluas 25 hektar di daerah yang berjarak 5-7 kilometer. Erupsi Gunung Sinabung menyebabkan ribuan hektar tanaman di kawasan kaki gunung rusak dan sedikitnya 26.298 warga mengungsi. Tribun Medan/Dedy Sinuhaji 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Liston Damanik

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIK P) yang menjadi korban awan panas erupsi Gunung Sinabung, Rizal Sahputra sering menjadi pemandu untuk para pendaki di gunung itu.

Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan STIK P Austin Antariksa Tumengkol mengatakan Rizal dan seorang mahasiswa lainnya yang masih belum diketahui kabarnya, Thomas Sembiring Meliala sudah cukup kenal dengan medan Gunung Sinabung.

"Mereka punya jiwa petualang. Jack (nama panggilan Rizal) sering jadi guide dan Thomas saya dengar punya latar belakang ranger di daerah itu. Jadi mereka sudah cukup kenal dengan Gunung Sinabung. Mungkin mereka tidak beruntung maka jadi terkena awan panas," katanya saat dihubungi, Sabtu (1/2/2014) malam.

Menurut Austin, Thomas dan Jack sedang mengambil gambar untuk acara penggalangan dana untuk membantu pengungsi erupsi Sinabung.

"Konsep penggalangan dananya mereka mengamen di jalan. Lalu nanti ada pemutaran film dan lelang foto yang rencananya akan diselenggarakan akhir Februari ini. Sebenarnya program ini masih rencana kasar dan belum disetujui pimpinan kampus. Tapi mereka berangkat dengan inisiatif dan kreatifitas mereka sendiri," ujarnya.

Austin mengaku cukup dekat dengan kedua mahasiswa ini. Keduanya masuk STIK P pada tahun 2006. Thomas sedang menyusun skripsi dan Jack sedang mengambil cuti kuliah karena disibukkan aktivitasnya sebagai wartawan.

Berita Rekomendasi

"Mereka menonjol karena unik. Thomas dengan rambut gimbalnya dan Jack dengan rambut gondrongnya. Mungkin orang melihat mereka beringas karena itu. Tapi sebenarnya mereka lucu," katanya.

Jenazah Jack sudah teridentifikasi tim forensik RSUD Kabanjahe. Namun Thomas sampai saat ini belum diketahui kabarnya.

"Teleponnya aktif saat dihubungi, tapi tidak diangkat. Jadi saya positive thinking saja. Tadi ada wartawan yang bertugas di Karo yang juga wartawan STIK P bilang kalau salah satu jenazah di rumah sakit adalah Thomas. Saya juga masih bingung," katanya. (ton/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas